Terima Pesanan dari Sumatra hingga Papua

- Minggu, 12 Mei 2019 | 13:50 WIB

PERTAMA kali merintis Galeri Cantik, Bagus Satria dan Mira Dewi Yustina mengaku tak kesulitan untuk mendapat perhatian klien. Saat mereka mempromosikan undangan digital, unggahan itu bahkan dibagikan oleh 3000 pengguna di Facebook. Dari situ, semakin banyak orang tertarik dengan konsep undangan digital.

Tak hanya Kalimantan Timur, mulai banyak klien dari seluruh Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Papua yang memesan undangan digital. Sedangkan undangan cetak, beberapa klien berasal dari Sulawesi, Jawa, dan Sumatra. Untuk mahar dan seserahan, mereka menyarankan agar klien menggunakan jasa yang dekat dengan domisilinya. Namun, tetap saja ada klien dari luar Kalimantan yang ingin memesan mahar dari Galeri Cantik.

“Pernah ada yang pesan mahar, tapi kita enggak tahu dia domisili mana. Jadi, saat diberi tahu kalau maharnya sudah bisa diambil, klien itu bingung. Di situ, dia baru bilang kalau berasal dari Pemalang dan pernikahannya tinggal enam hari lagi. Wah panik banget. Tapi, alhamdullilah malam sebelum hari H sudah sampai,” jelas Mira.

Klien yang cukup berkesan adalah klien pertama mereka yakni dosen pembimbing ketika masih berkuliah di STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda. Keduanya memang cukup dekat dan akrab dengan dosen tersebut. Saat mengetahui jika Bagus dan Mira membuat konsep sendiri untuk perlengkapan pernikahan, si dosen tertarik dan minta untuk dibuatkan mahar.

“Soal inspirasi desain dan model tiap barang biasanya lihat dari internet sih. Tapi, kalau seperti undangan dan mahar itu kebanyakan dari klien bawa konsep sendiri. Kita berusaha untuk memenuhi permintaan mereka saja. Hambatan biasanya terletak pada bahan. Jadi dari awal memang harus bangun komunikasi yang baik maunya klien bagaimana supaya kita bisa siap,” ungkap perempuan kelahiran 1994 tersebut.

Biasanya, ada klien yang tetap menerima kesalahan kecil yang tak disengaja, namun ada pula yang memaksa mencetak ulang undangan. Menurut Bagus, bisnis memang mudah naik dan turun. “Kalau rugi sudah jelas. Tapi kembali lagi, itu sudah menjadi bagian dari bisnis. Enggak bisa selalu untung,” ungkap Bagus tersenyum mafhum.

“Makanya, kita enggak pernah mau jatuh-jatuhin harga. Semua sudah kita hitung dengan risikonya. Kalau kompetitor lain harganya segitu, ya sudah enggak apa-apa. Kita lebih melihat efek jangka panjangnya, kita mau usaha ini bertahan lama,” tutup Mira. (*/ysm*/rdm2)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X