Ditembak saat Lempar Bom, Terkena Sendiri

- Senin, 6 Mei 2019 | 11:36 WIB

JARINGAN teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) masih menggeliat. Kemarin (5/5) Densus 88 Antiteror berupaya menangkap empat terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat. Salah satu terduga teroris bernama Taripudin tewas karena ledakan bom yang dilemparkannya sendiri.

Informasi yang diterima Jawa Pos, awalnya Minggu subuh, Densus 88 Antiteror melakukan upaya penangkapan terhadap terduga teroris Samuel dan Taripudin. Namun, keduanya melarikan diri. Diduga mereka membawa beberapa botol bahan peledak.

Jejak mereka kembali tercium pukul 07.42 WIB. Samuel alias Ilham Fikri dan Taripudin berada di Jalan Ratna, Jati Bening, Jati Kramat, Jati Asih, Bekasi. Petugas lantas menyergap Samuel dan menangkapnya. Sayangnya, Taripudin melarikan diri saat penyergapan tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, selanjutnya Taripudin dikejar hingga pukul 08.18 WIB. Taripudin terdesak di Jalan Cluster The California, Jati Kramat, Jati Asih. Petugas berupaya melakukan penangkapan, namun yang bersangkutan menyerang petugas dengan berusaha melemparkan bom ke polisi. “Tindakan tegas terukur dilakukan,” jelasnya.

Bom yang digenggam Taripudin akhirnya meledak mengenai tubuhnya sendiri. Terduga teroris itu akhirnya meninggal di tempat kejadian. “Karena dia melakukan perbuatan yang membahayakan petugas,” ujarnya.

Taripudin diduga terlibat kelompok teror JAD dengan pemimpin kelompok Solihin, terduga teroris yang pernah mendirikan kamp latihan militer di Sumatra Selatan. “Dia juga diduga membuat bahan peledak TATP (the mother of satan),” terangnya.

Taripudin tidak membuatnya sendirian, Samuel diduga ikut dalam pembuatan bahan peledak TATP. Bahan peledak TATP atau triacetontriperoxid biasa juga disebut the mother of satan. Hal itu karena bahan peledak tersebut sangat merusak, daya sensitivitasnya tinggi, tidak mudah terdeteksi dan mudah ditemukan di pasaran. ”Bahan peledaknya dibuat sendiri,” jelasnya.

Selain keduanya, ditangkap pula Asep Nurdin dan M Chairuddin di wilayah yang sama, Bekasi. Asep diduga terlibat JAD dan memiliki peran membantu menyembunyikan Solihin. Lalu, Chairuddin, selain mengetahui persembunyian daftar pencarian orang (DPO) Solihin, juga mengetahui pembuatan bahan peledak TATP. “Total empat terduga teroris, satu di antaranya meninggal,” ujarnya.

Pengamat teroris Al Chaidar menjelaskan, penangkapan empat terduga teroris dengan kejadian adanya salah satu teroris yang melemparkan bom dengan bahan peledak TATP membuat semua perlu lebih waspada. Bila belajar dari bom di Kota Sibolga, Sumatra Utara, Polri telah berupaya meminta toko kimia untuk melaporkan pembelian bahan peledak. “Namun, bahan peledak TATP ini dibuat sendiri dengan meracik,” jelasnya.

Maka, perlu solusi untuk mencegah kelompok teror bisa meracik TATP sendiri. Salah satunya, dengan memperketat salah satu bahan dasar yang digunakan untuk meracik TATP. “Ini terkait regulasi,” terangnya kepada Jawa Pos kemarin.

TATP bisa diracik dengan berbagai bahan di pasaran. Bila salah satu bahan itu diperketat regulasinya, maka akan menekan penyalahgunaan untuk meracik bahan peledak. “Itu yang bisa dilakukan,” tuturnya.

Menurut dia, momentum Ramadan atau bulan puasa ini untuk kelompok teroris bukanlah sebuah penghalang. Sebab, di mata kelompok teroris, yang dianggap sebagai jihad itu bisa dilakukan kapan saja. “Maka, kewaspadaan tidak boleh kendur saat bulan puasa,” jelasnya.

JAD, saat ini dalam kondisi di ujung jurang. ISIS telah dikalahkan di Suriah, namun para anggota JAD masih tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia. “Bisa jadi mereka memiliki insting untuk mengerahkan semua daya melakukan amaliah,” ujarnya.

Dengan begitu, perlu pengawasan lebih ketat terhadap sel tidur dari kelompok JAD. Walau tidak ada lagi instruksi dari pimpinan ideologis, sel tidur ini bisa bergerak sendiri-sendiri. Misalnya, kejadian bom Sibolga. “Maka, solusinya memang harus tuntas dalam mengejar semua anggota kelompok teror,” paparnya.

Dia berharap, Polri tidak lengah mendeteksi pergerakan kelompok teror. Sebab, bisa saja mereka terus merencanakan aksi skala kecil untuk menegaskan keberadaan mereka. “Ini harus dicegah,” terangnya. (idr/jpnn/rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X