MARIO Gomez menarik nafas panjang sambil berjalan menuju bench setelah keluar dari ruang ganti di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung sebelum pertandingan dimulai. Dia juga sempat menatap ke arah tribun, tempat pendukung Persib Bandung bernyanyi-nyanyi.
Pelatih asal Argentina itu merasakan grogi yang amat sangat. Dia canggung. Kurang nyaman untuk menghadapi tim yang dilatihnya musim lalu untuk kali kedua dan di markas Persib. Selain itu, tugasnya adalah menyingkirkan Persib agar tim asuhannya lolos ke semifinal Piala Indonesia 2018–2019.
Dia sempat menepuk-nepukkan dadanya untuk meredakan ketegangan. Gomez pun sedikit terkejut ketika pelatih Persib Robert Rene Alberts dan manajer Persib Umuh Muchtar menghampiri dan menyalami. Sempat berfoto, tapi wajahnya tetap tidak bisa menyembunyikan ketegangan.
’’Saya punya banyak kenangan di sini, memang aneh datang sebagai musuh di tempat yang sudah jadi rumah sendiri,’’ ucapnya. Gomez tidak menampik apabila hingga saat ini, Bobotoh masih sering berkomunikasi dengannya melalui sosial media. Banyak yang memintanya untuk kembali menukangi Persib. ’’Perlu diingat, saya tidak pergi dari Persib. Saya hanya dikontrak setahun, lalu habis dan manajemen tidak memperpanjangnya. Akhirnya Borneo FC memberi tawaran,” katanya.
Alberts juga grogi. Sebab, pertandingan kemarin adalah laga perdananya menukangi Maung Bandung. Tidak seperti biasanya yang banyak bicara di pinggir lapangan, Alberts lebih sering terlihat duduk di bench. Duduk sambil mencatat beberapa hal sepanjang pertandingan. Kadang sesekali bangkit untuk memberikan instruksi langsung kepada beberapa pemain.
Untungnya, laga perdana itu dilalui mulus. Alberts memberikan kemenangan meski akhirnya Persib gagal melaju ke semifinal karena kalah agregat gol. ’’Ya, saya berterima kasih atas dukungannya. Saya akan bekerja keras di Persib mulai sekarang,’’ bebernya. (rid/ham)