DERITANYA EH..!! Setrum di 298 Desa Masih Dilayani Genset

- Minggu, 5 Mei 2019 | 09:03 WIB

SENJA belum benar-benar menepi saat Turaya dipaksa beranjak dari tempat dia duduk. Di bawah sirap emper rumahnya, perempuan 30 tahun itu mesti sudah harus bergegas bangun. Sebelum mentari berganti gulitanya malam, perempuan asal Desa Bumi Etam, Kecamatan Kaubun, Kutai Timur (Kutim), itu mesti harus menerangi bilik-bilik rumahnya dengan lampu.

Setelah beranjak dari tempat dia duduk, Turaya melangkah ke arah dapur rumahnya. Setiba di dapur, perempuan berkulit sawo matang itu dengan cekatan menarik mesin genset yang tersimpan di balik pintu dan berupaya menyalakannya.

Perlu waktu lima hingga enam menit lamanya bagi Turaya menghidupkan genset tipe FPG-1500L itu. Maklum, mesin genset bekas dengan kapasitas 1 kilovolt ampere (kVA) itu dibeli sekitar dua tahun lalu oleh suaminya, Ridwan, dari seorang karyawan perusahaan.

Meski mulai uzur, bagi ibu dua anak itu, mesin genset yang dibeli seharga Rp 1,5 juta tersebut amat berharga. Dari mesin itu, setidaknya pasangan suami-istri asal Bima, Nusa Tengara Barat (NTB), itu dapat melewati separuh malam tanpa dipayungi gelap gulita.

Turaya bercerita, bagi warga Desa Bumi Etam, hidup dalam keterbatasan aliran listrik sudah menjadi hal yang begitu lumrah. Karena yang demikian bukan terjadi setahun atau dua tahun ini. Melainkan sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

“Listrik PLN di sini belum masuk. Kami semua rata-rata menggunakan mesin genset pribadi kalau mau menyalakan lampu. Kalau saya pakai genset standar untuk menyalakan dua hingga tiga lampu. Sama untuk menarik air,” kata dia.

 

Jauh sebelum menggunakan genset pribadi, Turaya dan warga Desa Bumi Etam yang lain semula memanfaatkan listrik dari mesin genset milik badan usaha milik desa (bumdes). Namun dalam beberapa tahun terakhir, mesin genset itu mulai tidak mampu memberikan pelayanan prima.

Mesin genset desa kerap mengalami kerusakan. Tak pelak, aliran listrik yang ke rumah-rumah warga juga ikut terkena imbasnya. Semula, warga Desa Bumi Etam cukup memahami itu. Namun, usia genset yang kian menua, seakan jadi penanda bahwa warga mesti mandiri menerangi malam di rumah mereka masing-masing. Bagi yang tak punya genset, ya mengandalkan penerangan seadanya.

“Dulu memang warga mengambil aliran listrik dari mesin genset desa. Itu menyala dari pukul 18.30 Wita sampai pukul 23.00 Wita. Tapi karena sering padam, banyak warga yang sudah memilih beralih menggunakan genset pribadi,” kata perempuan berhijab itu kepada Kaltim Post.

Untuk sekadar menerangi rumah kecilnya di kala senja, Turaya mesti merogoh isi kantong antara Rp 300–400 ribu per bulan. Uang itu mesti dia keluarkan untuk membeli bensin. Terkadang jika dia harus menyalakan televisi atau menyetrika pakaian, pemakaian bensin untuk mesin genset pasti ikut bertambah.

“Satu liter bensin botolan dijual Rp 10 ribu. Kalau untuk solar dijual Rp 8 ribu per liternya. Kami sendiri terpaksa pakai bensin, karena mesin genset yang kami punya memang hanya menggunakan bensin,” tuturnya.

Sebagai bagian dari ibu kota kecamatan, ketiadaan aliran listrik PLN di Desa Bumi Etam memang sangat disayangkan. Namun mau tidak mau warga mesti mengelus dada. Sebab, kondisi serupa juga terjadi di desa lain di Kecamatan Kaubun.

Akan tetapi, tahun ini sedikit angin segar menghampiri warga Kaubun. PLN diketahui sedang membangun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Desa Bumi Etam. Proyek itu telah dikerjakan dari 2018 dan ditargetkan rampung pada 2020.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X