Tak Ada di Sini Yang Membentak atau Marahi Istri

- Jumat, 26 April 2019 | 11:12 WIB

Setia, bertanggung jawab, dan tidak menyakiti perasaan istri jadi bagian penting nilai yang dijunjung para anggota Suku Dayak Bumi Segandu. Mereka mengaji rasa ke alam agar bisa ”mengayak” mana yang benar dan salah.

 

FOLLY AKBAR, Indramayu

 

NUR Baiti tertawa begitu mendengar obrolan Jawa Pos itu. ”Malah enak, kalau nyuci tidak berat,” selorohnya. Bersama istri seorang anggota Suku Dayak Bumi Segandu Indramayu itu, Jawa Pos tengah berbincang tentang berbagai laku tradisi dan hidup komunitas di mana dia berada. Di antaranya tentang cara berpakaian para lelaki setempat yang selalu bertelanjang dada.

”Saya bersyukur punya suami yang bertanggung jawab dan menyayangi anak-anak,” kata ibu dua anak dari pernikahannya dengan Kasan tersebut.

Suku Dayak Bumi Segandu Indramayu yang anggotanya semua laki-laki itu dikenal sebagai komunitas yang sangat memuliakan perempuan dan anak-anak. Bagi mereka, perempuan merupakan sumber kehidupan. ”Kami juga meyakini, anak merupakan pemberian dan titipan dari alam,” kata Wardi, salah seorang anggota Suku Dayak Bumi Segandu Indramayu, dalam bahasa Dermayon saat ditemui Jawa Pos di padepokannya Kamis (4/4) tiga pekan lalu.

Dermayon adalah dialek dalam bahasa Cirebon yang luas digunakan di Indramayu, Jawa Barat. ”Markas besar” Suku Dayak Bumi Segandu Indramayu memang berada di lahan seluas 1 hektare di Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Meski ada kemiripan nama, Suku Dayak Bumi Segandu tidak memiliki keterkaitan dengan suku Dayak di Kalimantan. Di komunitas itu suku juga tidak berarti suku bangsa atau etnis.

Suku dalam bahasa Dermayon berarti kaki. Maknanya, setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kaki masing-masing untuk mencapai tujuan. Sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

Sementara itu, dayak berasal dari kata ayak atau ngayak yang dalam bahasa Dermayon berarti menyaring atau memilih. Makna kata dayak di sini adalah memilih mana yang benar dan mana yang salah. Sementara bumi berarti wujud dan segandu bermakna sekujur badan. Jadi, makna utuh dari bumi segandu adalah kekuatan hidup.

Mereka tak menganut agama tertentu. Inti ajaran yang dipercaya dan dirawat Suku Dayak Bumi Segandu dari leluhur mereka adalah kedekatan dengan alam semesta. Dan, rasa yang dimiliki manusia. ”Jadi, kami ngaji alam,” ujarnya.

Wardi menceritakan, berdasar cerita yang diyakininya, ajaran tersebut sempat surut setelah masuknya agama-agama dari luar. Tapi, pada akhir 1960-an, seorang pemuda asli Indramayu bernama Paheran Takmad Diningrat berupaya melestarikan kembali ajaran itu.

Ngaji alam berarti mengaji rasa. Sebagaimana filosofi kata dayak, kelompok tersebut diajari untuk bisa mengayak atau memilih mana yang benar dan mana yang salah. ”Kalau kami mengambil barang orang lain apa menimbulkan rasa senang? Kalau tidak, berarti itu salah,” terangnya mencontohkan.

Berbekal ngaji alam itu pula, Suku Dayak Bumi Segandu mengamalkan nilai-nilai ajaran mereka. Soal makanan, misalnya, kelompok tersebut tidak pernah memakan makanan yang berbahan dasar makhluk yang bernyawa. Setiap hari mereka menjadi seorang vegetarian. Untuk makanan dasar, mereka biasa mengonsumsi nasi, kentang, dan berbagai umbi-umbian lain.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X