TANJUNG REDEB – Kondisi turap di Jalan Ahmad Yani kian memprihatinkan. Anggota Komisi II DPRD Berau Ahmad Rijal meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) bergerak cepat.
Menurutnya, turap yang kerap dijadikan tempat masyarakat bersantai saat malam itu sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan. Semakin parah dengan benturan dari kapal pengangkut peti kemas beberapa hari lalu.
“Turap itu sudah rentan, perhatikan saja badan jalannya sudah ada retakan yang memanjang. Gangguan alam saja saya yakin akan membuatnya roboh, apalagi ditabrak kapal sebesar itu,” katanya diwawancara Berau Post kemarin (24/4).
Karena itu, dirinya meminta DPUPR dan PT SPIL secepat mungkin melakukan pertemuan untuk membahas penaganan turap tersebut. “Harus segera dilakukan perbaikan, kami khawatir jika dibiarkan terlalu lama, turapnya akan roboh,” pungkasnya.
Hal senada juga diutarakan Bupati Berau Muharram. Dirinya menginstruksikan DPUPR segera membuat laporan terkait kondisi turap tersebut, bagaimana teknik perbaikannya hingga berapa biaya yang diperlukan agar masyarakat juga tidak waswas saat bersantai di kawasan tersebut.
“Saya minta secepatnya dilakukan pemeriksaan, berapa biaya agar tidak menimbulkan korban. Sebelum betul-betul rusak harus segera diperbaiki,” tegas Muharram.
Seperti diketahui, turap beton tepian Sungai Segah diseruduk KM Pekan Riau pukul 11.30 Wita, Senin (22/4). Kapal sepanjang 80 meter dan lebar 22 meter dengan nomor lambung IMO 9645750 itu tengah memuat peti kemas dan hendak sandar di Pelabuhan Tanjung Redeb.
Hingga Selasa (23/4) DPUPR mengaku masih melakukan pemeriksaan terhadap kondisi turap tersebut dan tak berani menjamin turap di Jalan Ahmad Yani masih aman dijadikan tempat nongkrong.
"Sementara masih dilakukan pemantauan apakah ada pergerakan akibat benturan, Senin (22/4) makanya kami belum bisa memastikan apakah kondisinya aman atau tidak, masih ada beberapa bagian yang harus didalami dulu,” ujar Kepala DPUPR Berau Andi Marewangeng. (*/yat/sam/kpg/kri/k16)