Zohri the Flash, Jika Start Membaik, Bisa Lebih Cepat

- Rabu, 24 April 2019 | 10:33 WIB

DOHA – Seharian tampil pada hari ketiga Asian Athletic Championships (Kejuaraan Asia) 2019, dua kali Lalu Muhammad Zohri memecahkan rekor. Di semifinal nomor 100 meter Senin malam WIB, dia melampaui rekor nasional milik Suryo Agung Wibowo dengan 10,15 detik. Nah, saat tampil dalam final di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, dini hari kemarin, rekor itu dipertajam lagi. Menjadi 10,13 detik.

Catatan waktu itu mengantar Zohri merebut perak Kejuaraan Asia 2019. Dia kalah 0,03 detik dari pelari Jepang Yoshihide Kiryu. Namun, catatan waktu 10,13 detik itu lebih cepat dari rekor SEA Games yang ''hanya'' 10,17 detik. Juga dipegang Suryo. Artinya, Zohri adalah pelari tercepat di Asia Tenggara!

Zohri mengawali lomba dengan lambat. Start pelari 18 tahun itu kurang bagus. Namun, dia berhasil dan leading hingga lomba menyisakan 30 meter. Sayang, konsentrasinya sempat buyar. Dia memikirkan para pesaingnya. Termasuk Kiryu, yang tampil tanpa cela sejak semifinal. Pada 10 meter terakhir, Kiryu berhasil mengungguli Zohri.

''Saya agak kecewa. Tapi ini hasil yang cukup bagus. Saya akan mencoba lebih baik lagi di kejuaraan selanjutnya,'' kata Zohri ketika diwawancarai di tepi lintasan, seperti dikutip situs resmi IAAF. Dia mengatakan, telah berkembang banyak setelah meraih emas Kejuaraan Dunia U20 di Tampere, Finlandia, Juli lalu. ''Saya akan berlari lebih cepat,'' janji pelari asal Lombok Barat, NTB, tersebut.

Pelatih Zohri, Eni Nuraeni, menyatakan sudah menduga Zohri bakal meledak. Memang sudah waktunya performa dia mencapai puncak di ajang dua tahunan ini. Sebelumnya, dia turun di Grand Prix Malaysia Open pada akhir Maret lalu. Catatannya 10,20 detik. ''Apalagi, sejak awal Zohri sudah menjadi harapan untuk memecahkan rekornas milik Suryo,'' tutur Eni ketika dihubungi kemarin.

Penampilan Zohri juga menuai pujian dari Suryo. Dia turut senang Zohri mampu melampaui rekornya yang sudah berusia 10 tahun. Catatan 10,17 detik memang dibuat Suryo saat mengikuti SEA Games Laos 2009. ''Pencapaian luar biasa,'' kata Suryo. ''Sudah sesuai dengan perkiraan saya bahwa cepat atau lambat dia bakal pecah rekor,'' imbuh dia.

Meski begitu, Suryo menyadari Zohri masih punya kelemahan. Yakni start. Sejak semifinal hingga final, Zohri mengalami pola yang sama. Start lambat, lalu baru meledak di akhir lomba. Di final kemarin, reaction time dia paling lambat. Mencapai 0,163 detik. Bandingkan dengan Kiryu yang langsung melesat dengan 0,132 detik.

''Hal itu nggak terlepas dari usia latihan dan faktor biologis yang dipengaruhi usia. Jadi untuk mengaplikasikan explosive power itu belum benar-benar tinggi,'' ulas Suryo. ''Itu pekerjaan rumah yang harus Zohri tuntaskan,'' terang pria 35 tahun tersebut. Dengan usia Zohri yang masih sangat muda (dia lahir 1 Juli 2000), dia punya kesempatan untuk memperbaiki kekurangannya. Dia bisa makin dahsyat dalam dua tahun ke depan.

Capaian Zohri semakin membahagiakan, karena ini adalah medali pertama Indonesia di ajang Kejuaraan Asia dalam satu dekade terakhir. Medali terakhir kita dari ajang ini disumbangkan Dedeh Erawati pada edisi 2009. Kala itu, Dedeh merebut perunggu lari gawang.

Meski begitu, tidak berarti kemudian PB PASI bakal memberikan setumpuk beban kepada Zohri. Fokus utamanya adalah menembus limit Olimpiade Tokyo 2020. Itu masih jauh. Karena limit Olimpiade adalah 10,05 detik. Zohri bisa mencari jalur lain. Yakni lewat poin yang dikumpulkan dari kejuaraan-kejuaraan berlevel tinggi. (feb/na)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hapkido Tambah Kekuatan, Makin Mantap Tatap PON

Sabtu, 27 April 2024 | 10:50 WIB

Cabor Senam Usul Latihan di Luar Kaltim

Sabtu, 27 April 2024 | 10:10 WIB

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB
X