BAKU - Grand Prix (GP) Azerbaijan yang berlangsung Minggu (28/4), akhir pekan ini menjadi momentum kebangkitan Ferrari. Pada tur balapan di Eropa kali ini, Kuda Jingkrak memang dituntut bangkit setelah inkonsistensi pada tiga GP yang sudah berlalu.
Tim yang bermarkas di Maranello, Italia itu sudah menyiapkan upgrade di aspek aerodinamika di GP Azerbaijan. Race akhir pekan ini menjadi penting buat dua pembalap Ferrari Sebastian Vettel dan Charles Leclerc untuk mengejar ketertinggalan dari Mercedes di tabel klasemen pembalap dan konstruktor.
"Tiga balapan sebelumnya tidak berjalan seperti yang kami harapkan," kata Mattia Binotto, bos Ferrari sebagaimana dikutip Sky Sports. Mereka sudah menjalankan analisis dari tiga balapan sebelumnya.
"Kami berupaya mengadaptasi setup mobil dan manajemen power unit yang cocok dengan karakteristik lintasan," lanjutnya. Ferrari punya kecepatan yang bagus ketika melintas di track lurus.
Mereka mengungguli Mercedes saat situasi tersebut. Baik di dua GP terakhir, Bahrain dan Tiongkok. Tetapi, untuk balapan keseluruhan, Mercedes masih unggul ketimbang Ferrari.
Karakteristik lintasan di sirkuit jalanan Baku terbukti menyulitkan para pembalap untuk melakukan akselerasi. Baku punya track lurus terpanjang musim ini. Ini bisa menjadi senjata buat Ferrari.
Tetapi dengan tantangan lain, yakni dengan sejumlah tikungan 90 derajat jelas bakal menyulitkan semua pembalap. Kerap terjadi crash selama balapan berlangsung. Situasi yang sama terjadi di GP Azerbaijan tahun lalu.
Di sisi lain, juara bertahan, Lewis Hamilton berharap track lurus tersebut bisa sesuai dengan performa Ferrari. "Menarik untuk melihat berapa lama mereka mengadopsi strategi itu dalam balapan mendatang," terang pembalap Mercedes tersebut. Dia meyakini SF90 milik Ferrari punya potensi mengalahkan Mercedes dengan karakteristik lintasan yang sesuai dengan mereka. (nap)