Cek Langsung Lokasi Pembangunan Pabrik Semen, Ini Kata Wagub Hadi Mulyadi

- Rabu, 24 April 2019 | 09:33 WIB

SANGATTA – Upaya evaluasi dini terhadap rencana pembangunan pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat dilakukan Pemprov Kaltim. Mulai memastikan kajian kelayakan atas analisis dampak lingkungan (amdal) hingga dengan dampaknya pada ekosistem alam di kawasan itu.

Meski tidak secara khusus, Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi menyambangi kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, dan Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur (Kutim), Senin (22/4).

Tidak tanggung-tanggung, kunjungan kerja (kunker) Hadi Mulyadi yang tampaknya sekaligus menunaikan janjinya kepada elemen mahasiswa itu turut memboyong sebanyak 157 pejabat dan pegawai Pemprov Kaltim. Rombongan yang terdiri dari 24 organisasi perangkat daerah (OPD) itu terbagi ke 37 iring-iringan mobil.

Kegiatan kunker politikus PKS itu sekaligus dalam rangka mengevaluasi sejumlah proyek strategis nasional (PSN) di Kaltim. Mulai pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Waduk Marangkayu, hingga progres pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

Namun sebelum bertandang ke KEK MBTK di Kecamatan Sangkulirang, Hadi memutuskan meninjau dan mengecek langsung kawasan karst di Desa Sekerat dan Selangkau yang diusulkan sebagai lokasi pabrik semen PT Kobexindo dan Hongshi Holding Group.

Kepada awak media, Hadi menuturkan, kehadiran dirinya ke Sekerat dan Selangkau bukan karena tuntutan mahasiswa. Tapi karena dirinya turun sebagai bagian dari evaluasi atas PSN, salah satunya KEK MBTK. “Karena KEK Maloy ini berdekatan dengan Sekerat dan Selangkau. Maka saya sekalian datang meninjau ini (lokasi yang diusulkan membangun pabrik semen), karena ada yang ingin berinvestasi di sini (Desa Sekerat),” kata dia.

Kepada Hadi, warga Sekerat dan Selangkau menginginkan adanya pembangunan pabrik semen di kedua desa itu. Dengan pertimbangan, megaproyek itu dinilai bisa meningkatkan kualitas kesejahteraan dan pembangunan di Sekerat dan Selangkau, bahkan wilayah Kutim secara umum.

Meski begitu, warga setempat memberikan catatan kepada Pemprov Kaltim. Warga bersedia pabrik semen berdiri di Sekerat atau Selangkau, dengan syarat masalah dampak lingkungan tetap harus diperhatikan pemerintah. Terutama yang berkenaan dengan dampaknya pada sumber-sumber air masyarakat.

“Terkait dengan rencana pembangunan ini, sudah berulang saya sampaikan. Aspek lingkungan tidak boleh dilanggar. Termasuk kawasan bentang alam karst (KBAK). Itu juga yang disampaikan warga kepada saya,” katanya.

Meski tidak masuk kawasan karst, Hadi menyempatkan diri melihat beberapa sumber mata air warga di Desa Sekerat. Pada kesempatan itu, Hadi meminta ditunjukkan langsung peta pembangunan pabrik semen tepat di lokasi yang rencananya akan digarap PT Kobexindo dan Hongshi Holding Group.

Sejauh peta yang ditunjukkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim kepada Hadi, diketahui kawasan karst yang diusulkan untuk ditambang berada di luar KBAK. Penambangan batu gamping itu sendiri diketahui berada di tiga titik di Desa Sekerat dan Selangkau.

“Saya sudah diperlihatkan petanya, (pabrik semen) itu memang berbatasan dengan karst. Tetapi tidak di KBAK-nya. Makanya akan ada buffer zone, supaya tidak menyentuh langsung KBAK. Termasuk ketersediaan air baku di KBAK dan Sekerat tidak boleh ada yang terganggu,” tuturnya.

Dari pantauan Kaltim Post di lapangan, lokasi pembangunan pabrik semen di Sekerat dan Selangkau terbilang strategis. Karena karst yang akan ditambang berada tepat di pesisir pantai. Dengan demikian, untuk mengangkut dan mengirim barang nantinya cukup mudah. “Karst yang 822 hektare itu harus dimanfaatkan benar-benar secara maksimal. Bila perlu tidak usah dihabiskan semua, biar ada buffer zone,” ujarnya.

Meski belum memutuskan memberikan izin, Hadi menyebut, jika dari hasil kajian nantinya pembangunan pabrik dinilai layak, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan yang berinvestasi di kawasan itu. Di antaranya kualitas pembangunan masyarakat di daerah itu.

“(Kalau jadi dibangun), aspek CSR (corporate social responsibility) harus diperhatikan. Itu sudah saya sampaikan ke masyarakat. Begitu juga dengan persoalan ketenagakerjaan,” katanya. “Memang, kalau kita lihat dalam pemaparan beberapa investor, ke depan pabrik semen itu akan melalui alih teknologi. Memang tenaganya tidak banyak, tapi dalam proses pembangunannya akan ada banyak manfaat nantinya,” sambung Hadi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X