SAMARINDA–Desakan agar Bawaslu Samarinda menuntaskan dugaan “serangan fajar” di Jalan Pramuka 3, Sempaja Selatan, Samarinda Ulu, 17 April lalu, terus bermunculan. Teranyar, puluhan mahasiswa yang menamani diri sebagai Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AMPD) Samarinda berunjuk rasa di Sekretariat Bawaslu Samarinda di Jalan Arjuna, Jawa, Samarinda Ulu, kemarin (22/4).
Musmulyanas, koordinator aksi, menuturkan bawaslu harus menunjukkan integritasnya mengawal pemilu bersih dengan menjerat pihak yang terkait dalam kasus tersebut. “Apalagi bukti uang dan formulir C-6 (undangan menggunakan hak suara di TPS) sudah dikantongi,” tuturnya selepas aksi.
Sejauh ini, lanjut dia, bawaslu seperti ogah-ogahan menunjukkan hasil klarifikasi. Belum lagi, muasal uang belum sedikit pun terbeber. Masih sekadar dugaan. “Makanya kami menuntut Bawaslu harus menunjukkan kinerja dalam hal ini,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Abdul Muin, ketua Bawaslu Samarinda mengaku perkara ini sudah masuk penanganan tim Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu). Jadi, kata dia, klarifikasi yang bergulir sejauh ini untuk menguatkan bukti-bukti yang dikantongi ketika dugaan politik uang itu terungkap.
Sejak 17 April, sudah enam pihak yang diklarifikasi tim Sentra Gakkumdu. Selain dua pemuda yang tertangkap tangan membawa sejumlah fulus dan formulir C-6 itu. “Salah satunya, calon legislatif tingkat kota berinisial MW,”sebutnya.
Muin, begitu dia disapa, menegaskan Sentra Gakkumdu terus mengusut perkara itu. Lalu, di mana keberadaan dua pemuda berinisial AR dan AT? Dia mengaku dua pemuda itu tak lagi diamankan bawaslu. Namun, beberapa kali mereka dipanggil untuk mengonfrontasi keterangan para pihak yang diklarifikasi. Apalagi, tenggat kerja tim Gakkumdu berakhir 14 hari kerja sejak terungkapnya kasus ini, alias 6 Mei. “Mereka koordinatif selama ini. Jadi hanya dipanggil. Ini ditempuh hasil koordinasi di internal Gakkumdu,” tukasnya.
Untuk bukti uang, lanjut dia, memang sempat simpang siur. Tapi dia menegaskan jumlah uang yang menjadi bukti bukan Rp 33,4 juta. “Ada beberapa dana terpisah lain. Total Rp 40 juta,” tutupnya. (*/ryu/ndy/k8)