Jarang Sosialisasi, Kerap Keluar Malam

- Selasa, 23 April 2019 | 09:33 WIB

SAMARINDA–Aktivitas, Senin (22/4) pagi, warga Jalan Lambung Mangkurat, Gang Syahdan Toyib, RT 27, Pelita, Samarinda Ilir, terusik. Mereka mencium aroma tak sedap yang menusuk hidung.

Setelah ditelusuri, aromanya berasal dari sebuah kamar indekos milik Rusmiati. Kamar nomor 1. Penghuninya adalah perempuan. Tak diketahui identitasnya. Saat dibuka, benar saja, jasad penghuni kamar itu tergolek di lantai. Tanpa busana. Kondisi tubuhnya sudah membengkak. Tubuh perempuan dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu tergeletak menghadap ke kanan.

Reza Arya Saputra (25), anak Rusmiati, semula enggan mendobraknya. “Saya sudah ketuk dan gedor, tapi enggak ada jawaban,” ungkapnya. Alih-alih mendobrak, dia lebih dulu memanggil ketua RT. Memintanya menjadi saksi agar tak disangka pencuri. “Setelah saya dobrak, aromanya makin menyengat,” sambung Reza.

Kabar tewasnya perempuan tanpa identitas itu seketika menggemparkan warga. Berduyun-duyun untuk melihat lebih dekat. Kepada warga, Reza meminta untuk menghubungi aparat berseragam cokelat. Di tengah pengawalan ketat Pemilu 2019, polisi berseragam lengkap tiba, dan langsung memasang garis polisi.

Lantaran melihat darah di sekitar tubuh korban, polisi menunggu tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Samarinda. “Posisinya tanpa busana, badannya sudah membengkak,” tambah pemuda tersebut. “Orang di sini sering panggil Mami Ana, enggak tahu nama lengkapnya,” timpal Reza.

Enam bulan lalu, Rusmiati menerima perempuan yang diperkirakan berusia 40 tahunan itu. “Saya sudah minta identitas (KTP) dia, tapi katanya ketinggalan. Cuma bilang dari Balikpapan,” sebut Rusmiati. Dijelaskannya, perempuan yang tewas di indekosnya tersebut sangat jarang bersosialisasi dengan tetangga. Perempuan tersebut setiap hari keluar pukul 20.00 Wita. “Baru kembali itu dekat salat Subuh,” sambungnya. Setelah itu, selalu menutup diri dari lingkungan.

Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota Ipda Abdillah Dalimunthe yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) menuturkan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian perempuan tanpa identitas tersebut. “Memang ada laporan, sekitar pukul 14.00 Wita, soal darah kami belum bisa pastikan,” sebutnya.

Namun, beberapa lembar pakaian dan barang-barang milik korban terlihat dibawa polisi untuk dijadikan barang bukti. Perwira polisi balok satu itu juga belum bisa memastikan unsur kekerasan. “Tunggu hasil visum,” singkatnya lantas berlalu. Dari informasi yang diperoleh harian ini, Miss X yang ditemukan itu sering terlihat di kawasan Citra Niaga, Pasar Pagi. (*/dra/ndy/k8)

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X