Hari Bumi Internasional bisa dimaknai dengan banyak cara. Salah satunya dengan memahami bahwa planet tempat kita berpijak ini perlu perhatian. Termasuk kewajiban bijak saat mengolah sumber daya alamnya.
DUA tenda camping berdiri di bawah Flyover Air Hitam Samarinda. Sekelompok pemuda terlihat beredar di sekitarnya. Tak jauh dari tenda, ada miniatur bola dunia terbuat dari kertas kemasan semen. Yang paling menyita perhatian adalah spanduk besar yang terjuntai dari jalan layang. Bertuliskan: Tambang Adalah Bom Waktu. Di sana, mereka tengah merayakan Hari Bumi Internasional.
Mengatasnamakan diri sebagai mahasiswa pencinta alam se-Kaltim, peringatan Hari Bumi di Kota Tepian menyoroti masalah pertambangan di ibu kota provinsi. “Bumi kita sedang tidak baik,” sebut Abdulah Hamami, perwakilan kelompok mahasiswa tersebut.
Tema itu diangkat bukan tanpa alasan. Hamami menilai, bisnis emas hitam hanya awalnya saja yang baik. “Setelah selesai, banyak yang dibiarkan begitu saja,” sambungnya. Menggunakan kertas semen, juga ada korelasi dengan kekisruhan pembangunan pabrik semen yang rencananya berdiri di kawasan Karst Mangkalihat, Kutai Timur.
Pada saat bersamaan, kemarin (22/4), Wakil Gubernur Hadi Mulyadi dan beberapa stafnya mendatangi lokasi yang hendak dibangun pabrik semen. “Kami memang menolak, kasihan masyarakat yang mengandalkan hasil bumi di sekitar lokasi,” ujarnya.
Menanggapi peringatan Hari Bumi Internasional, aktivis lingkungan dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim Pradarma Rupang menyebut, harusnya pemerintah pusat sampai daerah harus refleksi dengan kondisi saat ini. “Apakah Indonesia masuk dalam penyelamatan atau bahkan sebaliknya, membuat usia bumi jadi semakin pendek,” ujarnya. Menurut dia, kebijakan ugal-ugalan yang dikeluarkan pemerintah, menjadi awal dari kehancuran lingkungan.
Rupang juga menyoroti anak muda masa kini. “Harusnya proaktif, memberikan pesan ke pemerintah. Jika salah mengambil langkah, akibatnya bisa buruk,” ungkapnya. Pesan pada Hari Bumi yang cukup mengena dia sampaikan. “Jangan pernah berpikir ada planet lain. Selamatkan bumi demi generasi yang akan datang,” pungkasnya. (*/dra/ndy/k8)