BENGALON - Warga kembali dibuat khawatir oleh keruhnya air sungai di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim), yang diduga tercemar limbah perusahaan. Air tersebut menimbulkan bau yang menyengat, pasca banjir.
Setelah banjir surut, tingkat kekeruhan dan juga bau menyengat dari air sungai tersebut masih tetap seperti saat banjir. Bedanya kali ini tidak ada terlihat ikan mati dan mengapung terbawa arus seperti Sabtu (13/4) lalu.
Efendi (37) warga Rt 21 Desa Sepaso Induk, Kecamatan Bengalon menuturkan, dari pengalaman sebelumnya hal seperti ini biasanya terjadi jika ada kebocoran air limbah. Yakni, dari aktivitas perusahaan yang berada di sekitar Sungai Bengalon.
"Keruh dan berbau seperti ini biasanya karena ada air limbah yang masuk ke sungai, dan tidak akan hilang sebelum ada hujan," ucapnya, Jumat (19/4).
Dirinya juga menyebutkan, dari informasi warga yang lain yang didengarnya, bahwa di hulu Sungai Bengalon warna air tidak berwarna keruh kecokelatan. Namun berwarna sedikit merah, tidak berbau seperti air Sungai Bengalon yang melintasi rumahnya tersebut.
Senada, warga lainnya Adrianto (44) mengatakan, air sungai yang keruh dan bau menyengat pasca banjir ini berbeda dari banjir yang pernah melanda sebelumnya. Diharap instansi pemerintah terkait turun dan melakukan investigasi penyebab dari bau menyengat air Sungai Bengalon yang menurutnya juga dijadikan sumber air baku bagi PDAM untuk menyediakan air bersih bagi warga.
"Biasanya satu atau dua hari pasca banjir bau menyengat dari air sungai sudah hilang. Ini sudah beberapa hari, tapi sama sekali tidak berkurang aroma menyengat dari air Sungai Bengalon. Semoga cepat ada tindakan untuk menelusuri sumber masalah pada air di Sungai Bengalon," tukasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, Andi Palesangi menyatakan, pihaknya telah turun mengecek kondisi sungai di Bengalon sejak Senin (15/4). Namun belum bisa menyebutkan lebih jauh hasilnya. Yakni, terkait puluhan ikan yang mati di sungai tersebut.
Adapun terkait bau sungai yang menyengat, Andi belum memberi keterangan.
"Yang jelas, kami sudah turun ke lokasi untuk mencari sampel, dan mencari tahu apa penyebabnya. Nanti kalau ada hasil akan kami paparkan," ujarnya. (mon)