Risiko Stabilitas Keuangan Daerah Masih Terjaga

- Rabu, 17 April 2019 | 12:53 WIB

SAMARINDA-Pada 2018, ekonomi Kaltim tumbuh 2,67 persen. Pertumbuhan ekonomi Kaltim memberi dampak positif terhadap stabilitas keuangan daerah, dengan level risiko yang masih terjaga. Secara sektoral, hampir semua sektor menunjukkan kinerja positif. Sektor rumah tangga mengalami peningkatan kinerja tercermin dari indeks tendensi konsumen (ITK) yang meningkat.

Sementara sektor perbankan menunjukkan perbaikan kinerja seiring dengan peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Namun sektor korporasi sedikit mengalami perlambatan, seiring dengan penurunan kinerja komoditas batu bara Kaltim. Hal itu dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur. Dia mengatakan, kinerja korporasi Kaltim pada triwulan IV 2018 cenderung mengalami perlambatan yang dipengaruhi oleh perkembangan eksternal. Risiko pelemahan nilai tukar rupiah akibat dari ketidakpastian ekonomi global, terutama kebijakan Amerika Serikat untuk meningkatkan Fed Funding Rate (FFR), serta harga komoditas yang mengalami perlambatan cukup memberi tekanan pada kinerja korporasi.

“Intensitas tingkat kerentanan eksternal pada triwulan IV 2018 cenderung meningkat, seiring dengan masih tingginya tensi dagang perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang berdampak terhadap pelemahan nilai tukar di sejumlah negara emerging market termasuk Indonesia,” ujarnya Minggu (14/4).

Menurutnya, kinerja penyaluran kredit perbankan kepada debitur rumah tangga (RT) mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018. Laju pertumbuhan di triwulan IV 2018 tercatat sebesar 5,67 persen year on year (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,21 persen. Perlambatan laju pertumbuhan kredit RT Kaltim triwulan IV 2018, lebih disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit properti dan multiguna yang masing-masing melambat dari 5,05 persen (yoy) menjadi 3,64 persen (yoy) dan 9,03 persen (yoy) menjadi 7,95 persen (yoy).

“Lalau untuk kinerja dana pihak ketiga (DPK) Kaltim di triwulan IV 2018 mengalami pertumbuhan positif,” tuturnya.

Pada penghujung 2018, DPK tumbuh sebesar 13,88 persen (yoy), meningkat dari 8,94 persen (yoy) di triwulan sebelumnya. Arah pertumbuhan DPK Kaltim pada periode 2018, berbeda dengan arah pertumbuhan DPK nasional yang cenderung melambat dari triwulan sebelumnya. Di mana pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 6,50 persen. Berdasarkan jenis simpanan, peningkatan kinerja DPK disebabkan oleh peningkatan pangsa DPK dalam bentuk tabungan dari 46,34 persen pada triwulan III 2018, menjadi 46,59 persen pada triwulan IV 2018. Lalu giro dari 20,46 persen pada triwulan III 2018 menjadi 20,76 persen pada triwulan IV 2018.

“Sementara itu, kredit tumbuh positif pada triwulan IV-2018 sebesar 16,72 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 9,80 persen (yoy),” jelas Nur.

Tren pertumbuhan kredit Kaltim berbeda arah dengan pertumbuhan kredit nasional yang tumbuh sebesar 11,75 persen (yoy). Kinerja kredit Kaltim yang tumbuh positif pada triwulan IV 2018 ini, dipengaruhi oleh kredit investasi dan modal kerja yang mendominasi penyaluran kredit Kaltim. Dengan peningkatan masing-masing sebesar 5,65 persen (yoy) dan 17,57 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya, menjadi 19,12 persen (yoy) dan 21,99 persen (yoy) pada periode triwulan terakhir 2018. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit umum, kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kaltim masih menunjukkan pertumbuhan positif.

“Kredit UMKM Kaltim triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 8,23 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,14 persen (yoy),” katanya.

Kredit UMKM, tambah Nur, memiliki pangsa sebesar 21,19 persen dari  total kredit Kaltim pada triwulan IV 2018. Jumlah itu sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang memiliki pangsa 20,55 persen. Namun, pergerakan pangsa kredit UMKM di Kaltim dalam beberapa tahun terakhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Secara keseluruhan, kinerja kredit, dan DPK di Kaltim mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pertumbuhan ini memperlihatkan risiko yang masih sangat terjaga,” pungkasnya. (*/ctr)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X