QUITO – Presiden Ekuador Lenin Moreno terus menghalau kecaman yang datang terkait dengan keputusannya mengusir Julian Assange. Dia menuding pendiri WikiLeak tersebut menyalahgunakan fasilitas di Kedutaan Besar (Kedubes) Ekuador di London, Inggris. Fasilitas diplomatik itu digunakan sebagai markas spionase internasional.
Dalam wawancara eksklusif The Guardian, Moreno mengatakan bahwa Assange berkali-kali melanggar ketentuan yang harus ditaati pencari suaka.
Pria 47 tahun itu sudah melakukan berbagai hal yang tidak menyenangkan bagi para diplomat Ekuador. ’’Dia adalah tamu yang kami perlakukan sebaik-baiknya. Tapi, perlakuan kami sepertinya tak mendapatkan balasan serupa dari dia,’’ tegasnya.
Moreno adalah salah seorang korban mata-mata. Maret lalu situs INApapers.org mengunggah dokumen tentang liburan mewah keluarga presiden di Eropa. Seluruh pemerintah Ekuador menuduh bahwa hal itu merupakan serangan dari Assange. WikiLeaks menampik klaim tersebut.
Borok Moreno yang terungkap diduga berbagai media sebagai pemantik keputusan penyerahan Assange. Namun, anggapan itu ditolak. ’’Ini bukan keputusan sewenang-wenang. Kami memutuskan sesuai hukum internasional,’’ imbuhnya. (bil/c19/dos)