Pabrik Semen Dikelola dengan Baik, Tidak Terjadi Kerusakan Lingkungan

- Minggu, 14 April 2019 | 12:40 WIB

SAMARINDA-Pertumbuhan ekonomi Kaltim 46 persen masih didominasi oleh pertambangan. Sedangkan sumbangan industri pengolahan hanya 17 persen, kontruksi 9 persen  dan pertanian 7 persen. Untuk mengurangi kontribusi pertambangan batu bara, pemerintah daerah berusaha membuka banyak industri, salah satunya industri pabrik semen.

Rencana beroperasinya industri besar tersebut dilandasi kerjasama pemda Kaltim, dengan investor dari Tiongkok untuk membangun pabrik semen di area pegunungan karst Kutai Timur (Kutim). Proyek tersebut datang dari Hongshi Holdings perusahaan semen asal Tiongkok yang menanamkan investasi USD 1 miliar - USD 2,1 miliar. Investor juga telah menjanjikan teknik eksploitasi green technology (zero dust) dengan kapasitas produksi 8 juta ton semen per tahun dan mampu menyerap lebih dari 1.000 tenaga kerja.

Namun, berbagai penolakan terjadi. Investasi miliaran tersebut dianggap akan merusak lingkungan. Padahal Kaltim bisa mencontoh pabrik semen Tonasa dan Bosowa yang berada di Sulawesi Selatan. Pabrik tersebut telah beroperasi puluhan tahun tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat dan lingkungan. Begitu pun dengan sejumlah obyek wisata tetap terjaga. Apalagi kawasan karst yang ada juga mirip dengan yang ada di Kaltim yaitu membentang dari Kabupaten Maros hingga Kabupaten Pangkep.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, semua industri pasti memiliki dampak lingkungan. Namun, semestinya yang harusnya didiskusikan bagaimana Kaltim bisa meminimalisir dampak lingkungan tersebut. Sehingga bukan ditolak pembangunannya.

“Pabrik semen itu kalau dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan yang ditakuti tidak terjadi,” katanya kepada Kaltim Post Minggu (31/3).

Dia menjelaskan, paling tidak kerusakan yang dikhawatirkan bisa dikurangi. Tapi kalau pabrik industri semen itu dibuka ribuan tenaga kerja akan terserap. Sehingga, jangan sekarang ditolak pabrik semennya, tapi besok masyarakat menyalahkan pemerintah karena tidak bisa mengurangi pengangguran.

“Secara ekonomi itu sangat baik untuk Kaltim,” tuturnya.

Menurutnya,ketika ada orang asing yang mau berinvestasi di Bumi Etam, dampaknya sudah luar biasa. Membangun pabrik saja itu membutuhkan tenaga kerja dan investasi yang besar. Ketika sudah beroperasi tentunya akan menyerap banyak tenaga kerja. Industri kecil bisa menyerap 5-19 orang, sedangkan industri sedang bisa menyerap tenaga kerja 20-99 orang. Industri besar menyerap tenaga kerja minimal 100 orang.

“Pabrik semen ini merupakan industri besar, bisa ribuan pekerja yang terserap,” jelasnya.

Nur mengatakan, investasi pabrik semen di Kutim terletak di daerah terpencil. Kalau dibuka, daerah itu bisa menjadi kota baru. Contoh 1.000 orang saja terserap maka perdagangan, kuliner, jasa, penginapan dan lainnya semua tumbuh dengan baik. Semua sektor bisa terkena imbas perbaikannya.

“Selain itu, industri besar juga memiliki sub kontraktor seperti pengapalan untuk menjual hasil produksi keluar Kaltim, sehingga industri pelayaran Kaltim juga meningkat. Sub kontraktor lainnya juga akan terdampak,” ungkapnya.

Dia mengatakan, saat ini yang banyak dituntut jangan membangun pabrik semen. Padahal investasi sudah masuk, secara hukum tetap harus dibangun. Kalau semua industri diprotes dan tidak boleh dibangun maka tidak ada ekonomi yang berkembang.

“Karena tidak ada industri yang tidak merusak lingkungan,”  tuturnya.

Contoh, Pertamina dengan kilangnya di Balikpapan kalau mau dikedepankan dampak lingkungannya, juga berdampak pada lingkungan. Kalau semua industri dikedepankan dampak lingkungan, semua industri tidak bisa dibangun.

 “Sehingga itu pentingnya semua daerah memiliki amdal (analisis mengenai dampak lingkungan), yang tertuang dalam pedoman penyusunanrencana tata ruang wilayah (RTRW) Kaltim,” pungkasnya. (*/ctr)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X