Rasa Iri Ternyata Penyebab Anak Lakukan Bullying

- Sabtu, 13 April 2019 | 21:03 WIB

Semua orang pasti pernah merasakan iri pada orang lain. Kemudian, ada tipe orang yang meredamnya dan ada yang cenderung dikeluarkan dengan mengganggu orang lain.

Menurut psikolog, sifat iri ternyata merupakan faktor terbesar yang membuat orang melakukan tindakan bullying. Terutama, para perempuan yang memiliki potensi besar untuk cemburu apa yang dimiliki orang lain. Bisa karena fisik, populer, atau disukai oleh pria yang sudah lama diincar.

“Karena alasan utama nge-bully itu iri hati. Dia seneng melihat orang menderita karena itu tujuan utamanya. Jadi, kalau misalnya harapan kita bahwa anak ini bisa berempati akan susah, karena memang tujuannya bahwa korban itu sengsara,” kata Hanlie Muliani, M. PSi, Psikolog Anak, Remaja, dan Pendidikan, sekaligus penulis buku Why Children Bully?, ketika dihubungi JawaPos.com, baru-baru ini.

Kemungkinan lain, lanjut Hanlie, perundungan bisa disebabkan seorang anak atau remaja melihat kekerasan adalah sesuatu hal yang biasa. Sebab, mereka sudah terhipnosis dengan tontonan yang kurang mendidik, penggunaan media sosial yang kurang bijak, dan acara televisi yang menayangkan cerita tentang kekerasan.

Oleh sebab itu, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis, Liza Marielly Djaprie menyarankan setiap orang tua perlu mendampingi dan mengajak diskusi anak agar mengetahui sampai mana pengetahuan mereka. Sehingga, orang tua bisa meluruskan pemikiran yang tidak benar.

“Orang tua perlu mendampingi karena analisa pemikiran anak atau remaja belum bekerja dengan baik dan benar. Bagian otak paling pesat adalah bagian yang mengatur emosi, sehingga remaja banyak gejolak emosi. Apa yang belum berkembang secara maksimal bagian daya analisa dan logika,” kata Liza Marielly Djaprie.

Menurutnya, bagian otak yang bekerja untuk analisa dan berpikir akan cukup matang ketika memasuki usia 19 tahun ke atas.

Lebih lanjut, Liza mengatakan hukuman bagi pelaku bullying tidaklah cukup mendidik. Ia pun menyarankan untuk dibina dengan memberi tambahan pekerjaan sosial, seperti terlibat membantu di panti jompo, kerja bakti, dan kegiatan sosial lainnya.

Selain itu, Liza mengungkapkan bahwa pelaku bisa didorong untuk melakukan kampanye dari kelas ke kelas tentang stop bullying agar mereka tahu bahwa hal tersebut tidak baik. (jpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X