Dua Sisi Adiksi Gim

- Kamis, 11 April 2019 | 11:26 WIB

Bak pedang bermata dua, candu gim itu membawa faedah. Namun, tak sedikit mendatangkan kerugian.

 

MENJENTIKKAN jarinya, Dede Sumarna bergegas mendekati layar komputer jinjingnya. Sepuluh menit lalu, polisi berpangkat brigadir itu sedang mengatur strategi menghadapi lawan dalam gim Grand Theft Auto V. Permainan tersebut menantang karena dirinya bisa menjadi polisi, namun di lain waktu boleh jadi mafia.

Kedua matanya nyaris tak berkedip menatap monitor, jemari tangan kirinya pun lihai menari di atas papan tik, sementara tangan kanan berkali-kali mengetuk tetikus. Bagi dia, gim bisa membawa keuntungan. Bahkan dari situ jaringan pertemanannya bertambah. “Gim itu enggak selamanya membawa dampak negatif,” ucap Dede kepada Kaltim Post di Mapolsek Samarinda Kota, Kamis pekan lalu.

Dari gim, Dede iseng membuat konten di situs web berbagi video, YouTube, lewat channel-nya yang dinamai Omsenanggamer27. Aktivitasnya memainkan Dota, Grand Theft Auto 5, hingga PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), tak jarang disiarkan secara live streaming di platform tersebut. Keisengan pun mendatangkan berkah. Tiap videonya ditonton rata-rata lebih 20 ribu orang.

Dari gim, Dede melebarkan sayap ke konten video blog (vlog). Tayangan tersebut berisi kesehariannya sebagai polisi. Misi khusus Dede adalah mengubah citra polisi yang angker dan disegani, menjadi lebih menghibur dan atraktif. “Alhamdulillah dapat reaksi positif,” akunya. Namanya pun semakin melejit saat dirinya iseng bermain aplikasi chat video secara acak, Ome TV

Tiap video yang menurutnya bisa mengocok perut, kemudian diunggah ke YouTube. Maklum saja, penampilannya lengkap dengan seragam polisi, membuatnya mencolok dan unik. Reaksi warganet yang dijumpainya di Ome TV pun kerap mengundang gelak tawa. Sebagian besar ketakutan dan kaget melihat Dede dengan seragam polisi lengkap dengan atributnya. “Enggak sangka bisa trending,” akunya kemudian tertawa.

Bahkan, aksinya sempat disiarkan salah satu stasiun televisi swasta nasional. Keberhasilan tersebut mendapat apresiasi dari kanal YouTube, penghargaan Silver Play Button pun dalam genggaman.

Sesuai namanya, piagam dengan bentuk icon play YouTube, terbuat dari perak murni, diberikan kepada siapa pun pemilik channel dengan pencapaian 100 ribu subscriber. “Jadi gim tidak selalu membawa dampak negatif, ada yang baik juga bisa dipetik. Bahkan bisa belajar hal lain,” sebutnya kemudian menambahkan, “Dari gim juga saya bisa dapat uang jajan tambahan.”

Menurutnya, dari gim dirinya bisa belajar banyak. Baik itu soal komputer, editing video hingga belajar bahasa baru, Inggris misalnya. Sebab, rekan sepermainan terkadang ada yang berasal dari negara lain. “Dari gim juga kreativitas diasah. Jadi stigma negatif, mereka yang bermain gim itu bodoh adalah kurang tepat. Justru sebaliknya,” paparnya.

Senada dengan pendapat tersebut, Dr Jo Bryce dari Manchester University dalam Tridhonanto, Optimalkan Potensi Anak dengan Game (2011, hal 33) menyebut, telah membuktikan gim bisa membuat orang lebih pintar. Mereka yang bermain game 18 jam per minggu memiliki koordinasi baik antara tangan dan mata. Selain itu, daya konsentrasinya akan semakin meningkat.

Selain itu, berdasar data dari 12 ribu siswa sekolah menengah atas, Royal Melbourne Institute of Technology menemukan bahwa pelajar yang gemar bermain game online setiap hari memperoleh nilai 15 poin di atas rata-rata dalam mata pelajaran matematika serta membaca, dan 17 poin di bidang ilmu pengetahuan. Data tersebut merupakan hasil dari Program for International Student Assessment (PISA)2012, dikelola oleh Organization for Economic Cooperation and Development.

Selain nilai, ada sejumlah aspek yang juga jadi pertimbangan peneliti. Contohnya hobi para siswa, aktivitas di luar rumah, hingga durasi pemakaian internet. “Karena itu wacana haram gim PUBG menurut saya terlalu berlebihan,” tegasnya.

Nah, menurut survei Tim Riset Kaltim Post kepada 103 responden di Kaltim, 65,05 persen responden menjawab tidak setuju dengan wacana mengharamkan gim PUBG dan sisanya mengaku sepakat. Sementara itu 37,93 persen responden yang bermain gim karena hobi dan permainan  yang paling banyak dimainkan adalah jenis action (lihat grafis).

Sejak kecil, dia sudah karib dengan dunia gim konsol, mulai Nintendo dengan permainan Mario Bros atau generasi PlayStation seperti Harvest Moon. Namun, kegemarannya tersebut mendapat pengawasan ayah-ibunya. “Orangtua cukup cerewet soal gim. Saya dilarang bermain pas sekolah. Dibatasin hanya Sabtu-Minggu,” akunya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X