Terkenal di Kalangan Band Metal

- Minggu, 31 Maret 2019 | 12:50 WIB

KUALITAS akan selalu jadi perhatian penting segala jenis usaha. Termasuk usaha baju seperti yang dijalani Adhytya Nugraha. Dirinya mengaku detail jika berkaitan dengan desain, bahan, serta jahitan. Itu semua dia lakukan agar pelanggan tak kecewa.

Meski berawal dari desain sendiri, pria yang akrab disapa Adit itu akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan desainer sejak 2015. Banyaknya permintaan, sempat membuatnya khawatir jika harus menangani desain sendiri. Menurutnya, itu harus dipikirkan matang-matang karena jika hanya dia yang mendesain dan ternyata tak sesuai, Adit takut tak akan cocok di pasaran. Memilih desainer pun Adit tak asal pilih. Dia harus tahu bagaimana portofolio dan track record-nya dalam mendesain sebuah baju. Untuk usahanya ini, Adit tak mematok desain tertentu. Dia ingin desain itu universal dan bisa dipakai siapa saja.

“Sampai sekarang, ada dua desainer yang kerja sama denganku karena memang hasilnya cocok dengan konsep Ditz. Tapi aku enggak membatasi kreativitas dari si desainer asalkan tetap sesuai konsep saja dan mengikuti tren yang berkembang,” jelas Adit.

Menurut Adit, usahanya memang lebih kuat di online dibanding offline. Toko fisik yang terletak di dalam komplek membuatnya harus berjuang ekstra agar tetap mendapat perhatian pasar. Jika dia hanya mengandalkan toko fisiknya saja maka akan percuma. Orang akan sulit untuk mengetahuinya. Melihat kompetitor lain juga jadi tantangan bagi Adit.

“Rata-rata kalau diperhatikan, semua brand itu akan memproduksi satu desain secara massal. Itu yang bisa bikin pelanggan jadi enggak puas. Akan ada banyak kemungkinan orang yang punya baju sama. Jadi aku membatasi hal tersebut. Satu desain itu cuma aku produksi untuk 12 baju,” ungkapnya.

Hanya saja untuk produksi baju dan sablon, Adit masih membuatnya di luar Samarinda yaitu di Bandung. Sebelumnya, dia juga sudah pernah coba untuk membuat di Malang dan Solo. Namun karena hasil yang kurang memuaskan, akhirnya dia pindah. Hal ini juga turut memengaruhi kualitas.

Meningkat drastisnya penjualan baju mulai dirasakan pada akhir 2015. Saat itu memang ada satu orang teman Adit yang merupakan musisi band metal dan turut membantu menjaga toko. Dari situ, banyak musisi band metal tertarik menggunakan baju brand milik Adit. Dia juga mulai gencar mempromosikan atau memberi endorse kepada teman-teman musisi atau band.

“Makanya brand ini dulu lebih terkenal di kalangan musisi metal. Untuk ukuran toko yang berada di dalam gang seperti ini, pendapatan sebesar Rp 7 juta sampai Rp 8 juta perbulan itu menurut saya sudah besar. Sempat juga dalam waktu tiga bulan, pendapatan didapat itu sekitar Rp 20 juta. Untuk posisi toko di dalam gang lho ya,” ungkap Adit sedikit tertawa.

Lewat temannya itu, Adit juga bisa mendapat relasi musisi lebih luas dan mulai menawarkan endorse pada yang lain. Adit juga tak sembarang memberi endorse pada band-band tersebut. Dia juga memerhatikan sikap band mana saja yang baik.

“Aku sempat punya pengalaman yang kurang mengenakkan dengan beberapa band. Padahal kan itu sudah aku endorse, tapi mereka cuma mau pakai kalau lagi manggung. Di luar itu, mereka enggak mau. Akhirnya itu jadi pelajaran juga buat aku untuk pintar memilah-milah,” tutur anak pertama dari dua bersaudara itu.

Saat itu banyak band-band lokal yang sangat menyambut baik maksud dan tujuan Adit. Mereka senang karena ada brand lokal yang turut mendukung band daerah. Bila dihitung, ada sekitar 10 band lebih yang sudah dia tawarkan untuk kerja sama tersebut. (*/ysm*/rdm)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X