Bisnis Mal Naik, Tapi Tenant Nasional Belum Lirik Kaltim

- Kamis, 28 Maret 2019 | 09:31 WIB

SAMARINDA - Bisnis mal di Bumi Etam masih belum menarik di mata investor. Ini terlihat dari sulitnya tenant nasional diajak masuk ke Kaltim. Dampak anjloknya bisnis batu bara beberapa tahun lalu disebut menjadi masalah utamanya.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto menyatakan, meski bisnis mal di Kaltim ini mulai menunjukkan pergerakan positif, tak lantas mampu menarik minat investor atau tenant besar masuk.

“Saya pribadi mengakuinya. Sulit sekali sekarang mengajak tenant masuk. Alasan mereka masih menunggu. Kalau pun mau, itu harus franchise. Banyak tenant nasional yang masuk ke Balikpapan ini franchise. Harga untuk satu brand biasanya Rp 12-15 miliar paling murah,” tuturnya ditemui di Plaza Balikpapan, Selasa (26/3).

Ia menjelaskan, ketika era berjayanya batu bara, Kaltim sangat menarik di mata investor. Khususnya yang bergerak di bidang bisnis mal. Tidak heran dulu banyak tenant yang mau masuk. Dan sekarang justru satu per satu tenant mulai angkat kaki.

Seperti Farmers Market, kinerja penjualannya ia sebutkan pada 2012 mampu tumbuh di atas 30 persen. Namun ketika anjlok, supermarket tersebut belum mampu menuju kinerja seperti saat era emas batu bara. “Ya tumbuh tapi hanya bisa mencapai 20 persen,” bebernya.

Bahkan, banyak mal yang memilih menerapkan biaya sewa gratis di Kaltim ini. Hal itu untuk menarik investor. Tapi tetap saja masih belum mampu menghasilkan hal positif. “Kita tahu, dulu orang membelanjakan uang mereka cukup kencang. Sekarang lebih banyak yang menahan, beli seperlunya dulu,” kata Aries.

Adapun indikator tenant nasional mau langsung masuk ke suatu daerah atau ke Kaltim, dilihat dari berapa jumlah penduduk dan kondisi daya belinya bagaimana. Kalau di Balikpapan, daya beli sudah membaik, hanya populasinya tidak cukup banyak. Kalau Samarinda, populasi banyak namun daya beli masih belum membaik.

Ia mengungkapkan, sejatinya dari sisi traffic mal yang ia kelola tumbuh positif. Weekdays tahun lalu sekitar 18 ribu jiwa, sekarang 23 ribu jiwa per hari. Kemudian, weekend sekarang 48 ribu jiwa. “Dan Balikpapan ini masih menjadi pusatnya Kaltim. Orang-orang daerah banyak yang datang ke Balikpapan di hari libur,” ungkapnya.

Kemungkinan bisa menarik tenant masuk, ketika apartemen Borneo Bay sudah beroperasi. Kemudian, tenant masih wait and see, melihat hasil pemilu. Pasca-pemilu, satu tahun mereka melihat bagaimana traffic di mal. Baru mereka mulai berani. “Kalau di Kaltim sekarang ini masih merangkak naik. Belum kembali di masa kejayaan,” serunya.

Store General Manager Hypermart Balikpapan M Khadafi menuturkan, kalau dibandingkan masa jayanya batu bara, pihaknya masih belum bisa kembali ke kinerja kala itu. “Orang dulu membeli tanpa berpikir panjang. Sekarang beli secukupnya, apa yang habis ya dibeli. Kalau dulu dilihat menarik bisa dibeli,” tuturnya.

Dari sisi bucket size mengalami penurunan jika dibanding ketika emas hitam di puncak. “Kalau per tahun ada peningkatan tipis, tapi masih belum bisa mencapai waktu dulu,” pungkasnya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X