BALIKPAPAN–Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), Pemkot Balikpapan berencana menggenjot serapan dari sektor pajak dan retribusi daerah. Langkah itu diambil, salah satunya untuk mengakali perekonomian Kota Beriman yang lesu imbas masih lemahnya geliat sektor batu bara, minyak bumi dan gas (migas).
Salah satu cara yang tengah ditempuh, menjadikan Balikpapan sebagai lokasi strategis pertemuan berskala nasional hingga internasional. “Dengan begitu, banyak tamu yang datang dan berbelanja di sini,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Tidak hanya soal batu bara dan migas, kehadiran Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda turut menjadi pukulan telak. Khususnya dari sektor parkir bandara, dia mengklaim pemasukan dari sana merosot hingga 50 persen. “Biasanya (sebelum Bandara APT Pranoto beroperasi), pemkot menerima setiap bulan dari parkir Bandara SAMS (Sultan Aji Muhammad Sulaiman) Sepinggan Rp 1 miliar. Sekarang hanya Rp 500 juta,” kata Rizal.
Optimisme pertumbuhan ekonomi muncul dari Tol Balikpapan-Samarinda. Bila beroperasi, jarak tempuh antar dua kota besar di Kaltim itu akan lebih ringkas. Menggairahkan kembali minat warga Samarinda atau wilayah utara di Kaltim untuk kembali terbang melalui Bandara SAMS Sepinggan.
“Itu juga kalau jalan menuju Bandara APT Pranoto tak banjir kalau hujan. Jadi bisa memilih ke Balikpapan. Lebih dekat (lewat Tol Balikpapan-Samarinda),” katanya.
Selain soal peningkatan, mereka juga mengupayakan agar proses penyerapan kas daerah bisa sesuai aturan. Mereka pun menggaet sejumlah lembaga. “Bekerja sama dengan kantor pajak dan dikawal KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Supaya pajak dan retribusi bisa maksimal,” sebutnya. (rdh/ndy/k16)