Realisasi Investasi Tumbuh 5,14 Persen, Kabupaten Ini yang Terbesar...

- Rabu, 20 Maret 2019 | 12:51 WIB

SAMARINDA-Realisasi investasi pada triwulan IV-2018 Kaltim mencapai Rp 8,48 triliun. Jumlah itu terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 5,72 triliun, dan penanaman modal asing (PMA) Rp 2,76 triliun. Pencapaian itu mengalami pertumbuhan 5,14 persen dibandingkan triwulan yang sama pada 2017.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Abdullah Sani mengatakan, jika dibandingkan triwulan IV pada 2017, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan terakhir di 2018 mengalami kenaikan 5,14 persen. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan III 2018, tumbuh 4,16 persen.

“Pertumbuhan ekonomi yang sangat luar biasa ini tentunya berkolerasi positif terhadap realisasi investasi di Kaltim. Utamnya adalah investasi asing,” jelasnya Jumat (15/3).

Angka tetap realisasi Januari-Desember 2018 telah mencapai Rp 33,81 triliun, dengan rincian Rp 25,94 triliun untuk PMDN dan Rp 7,87 triliun untuk PMA. Jumlah itu mencapai 87,59 persen dari target tahunan sebesar Rp 38,60 triliun. Abdullah menjelaskan, realisasi PMDN Rp 25,94 triliun dengan total proyek 520 paket.

Di Kaltim yang paling banyak menerima pemasukan investasi adalah Paser sebesar Rp 7,94 triliun atau sebesar 30,33 persen dari seluruh realisasi PMDN. Peringkat kedua berlokasi di Kutai Kertanegara Rp 5,42 triliun atau setara dengan 20,88 persen. Lalu yang ketiga ada Berau dengan investasi mencapai Rp 4,12 triliun, atau 15,88 persen dari total PMDN.

“Sedangkan kota dan kabupaten lainnya hanya berkontribusi pada kisaran 0,01 persen sampai 11,58 persen,” ungkapnya.

Lalu untuk realisasi PMA periode Januari 2018–Desember 2018 mencapai USD 587,50 juta atau setara Rp 7,87 triliun dengan jumlah proyek 513 paket. Menurut Abdullah, Kutai Timur berkontribusi paling besar dengan nilai USD 225,67 juta atau setara Rp 3,02 triliun. Kontribusi Kutai Timur terhadap realisasi PMA mencapai 38,41 persen. Terbesar kedua adalah Samarinda dengan nilai USD 102,10 juta, atau sudah mencapai Rp 1,37 triliun. Kontribusi Kota Tepian mencapai 17,38 persen dari total PMA. Sedangkan Kutai Kartanegara menjadi kontibutor ketiga dengan nilai USD 91,44 juta atau setara dengan Rp 1,22 triliun.

“Lalu kota dan kabupaten lain hanya berkontribusi 0,17 persen hingga 9,32 persen,” katanya.

Menurutnya, secara sektoran batu bara masih mendominasi. Nilai kontribusi sektor pertambangan yang mengalami penambahan Rp 12,56 triliun, pada triwulan terakhir 2018 memberi kontribusi terbesar sekitar 48,41 persen. Lalu, posisi kedua adalah sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp 3,75 triliun, atau setara dengan 14,44 persen. Sementara ketiga adalah sektor konstruksi dengan penambahan realiasi Rp 3,20 triliun atau 12,35 persen.

“Sedangkan sektor lain, hanya berkontribusi 0,03-9,87 persen,” katanya.

Untuk PMA, realiasi terbesar juga masih dari sektor pertambangan dengan nilai USD 188,76 juta atau Rp 2,53 triliun berkontribusi 32,13 persen dari total PMA. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di Kaltim, adalah subsektor industri makanan sebesar USD 118,39 juta atau Rp 1,59 triliun atau berkontribusi 20,15 persen. Sektor transportasi, gudang, dan komunikasi juga turut mendongkrak jumlah investasi PMA sebesar USD 86,57 juta setara Rp 1,16 triliun, kontribusinya 14,73 persen. Kontribusi sub sektor lain berada di kisaran 0,02-10,75 persen.

Dia mengatakan, dari total investasi di Kaltim yang sangat baik tentunya sejalan dengan penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja periode Januari 2018 – Desember 2018 sebanyak 12.935 orang, berasal dari Kutai Kertanegara 2.887 orang, Berau 2.419 orang, Kutai Timur 2.293 orang, dan Paser sebanyak 1.843 orang. Dari penyerapan itu, subsektor tanaman pangan dan perkebunan menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu 4.601 orang.

“Sedangkan pertambangan menyerap sebanyak 3.568 orang, dan subsektor industri makanan yang menyerap 1.454 orang,” jelasnya.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja melalui PMA, Abdullah menjelaskan, lokasi yang menyerap paling besar adalah Berau sebanyak 2.672 orang, disusul Kutai Timur 2.628 orang dan Kutai Kartanegera 2.118 orang. Total penyerapan tenaga kerja Indonesia (TKI) periode Januari-Desember 2018 sebanyak 12.500 orang. Sedangkan untuk tenaga kerja asing (TKA) yang paling banyak menyerap adalah Balikpapan dengan jumlah TKA sebanyak 25 orang. Lalu, sektor lain yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah subsektor kehutanan dengan kontribusi 24,66 persen dengan jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 3.082 orang. Subsektor industri makanan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.463 orang atau 11,70 persen.

“Kinerja investasi Kaltim tentunya sudah cukup memuaskan menskipun pencapaiannya 87,59 persen dari target tahun lalu,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X