Pertamina Perpanjang Masa Cicilan Garuda

- Jumat, 15 Maret 2019 | 13:43 WIB

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan tujuh BUMN (badan usaha milik negara) meneken perjanjian kerja sama strategis tentang acuan harga bahan bakar minyak kemarin (14/3). Kerja sama tersebut membuat kinerja BUMN masing-masing lebih efisien. Selanjutnya, pelayanan terhadap masyarakat juga akan menjadi lebih baik.

’’BUMN akan semakin untung. Pelayanan akan semakin optimal,’’ kata Menteri BUMN Rini Soemarno. Dia menyambut baik kesepakatan yang melibatkan Pertamina dan tujuh BUMN tersebut. Yakni, Garuda Indonesia, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, dan empat holding industri pertambangan. Keempatnya adalah Inalum, Bukit Asam, Aneka Tambang, dan Timah.

Rencananya, perjanjian kerja sama Pertamina dengan empat perusahaan tambang itu berlaku 5 tahun. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa holding industri pertambangan akan mendapat pasokan BBM jangka panjang. ’’Sifat kerja sama ini win-win. Kita gunakan formula harga sama untuk perusahaan-perusahaan itu,’’ ujar Nicke saat dijumpai di Kementerian BUMN.

Selama ini setiap BUMN tambang itu membeli BBM ke Pertamina dengan harga berbeda. Kini semua sama. Belum lagi peluang diskon untuk pembelian jangka panjang dalam jumlah besar.

Sektor pertambangan merupakan salah satu pelanggan terbesar Pertamina. Konsumsi BBM pada sektor tersebut terus meningkat seiring dengan naiknya aktivitas produksi.

Direktur Layanan Strategis Inalum Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa sinergi tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaannya untuk menerapkan efisiensi. ’’Perseroan bisa melakukan efisiensi sekaligus mendapat jaminan pasokan BBM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dengan harga yang kompetitif,’’ terang Ogi.

Sementara itu, bentuk sinergi Pertamina dengan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II berupa optimalisasi pengelolaan aset. Direktur Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan bahwa kerja sama tersebut bersifat transaksional. Pertamina akan memanfaatkan aset Angkasa Pura I terkait dengan distribusi avtur dalam jangka panjang. ’’Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan keluar dari tingginya harga avtur. Pertamina kan bisa investasi jangka panjang,’’ ujarnya.

Selama ini Pertamina menyewa tempat di bandara untuk pembangunan depot. Depot tersebut hanya digunakan sekitar 2 tahun. Jika masih membutuhkannya, Pertamina memperpanjang jangka sewa. ’’Investasi juga ragu akan diperpanjang atau tidak. Padahal, volume transaksi meningkat, tetapi lahan terbatas,’’ imbuh Faik. Nanti kebijakan itu diterapkan di seluruh bandara milik Angkasa Pura I yang jumlahnya 13 unit.

Lewat sinerginya dengan Garuda Indonesia, Pertamina mencakup penyediaan avtur dan restrukturisasi utang perseroan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Ari Askhara mengatakan, Garuda akan membeli dan menujuk langsung Pertamina untuk pengisian bahan bakar avtur di semua statiun pengisian avtur mereka di luar negeri. Jumlahnya 14 hingga 15 stasiun yang bersebar di Bangkok, India, Jepang, serta Singapura. ’’Tidak perlu bidding. Itu benefit-nya untuk Pertamina,’’ terang Ari.

Selama ini Garuda harus melakukan tender untuk pasokan avtur di luar negeri, tetapi dengan perusahaan migas asing selain Pertamina. Sebagai imbalannya, Garuda Indonesia diberi waktu lebih panjang untuk membayar utang. Utang Rp 2 triliun atas nama Garuda Indonesia dan Sriwijaya Group jatuh tempo Desember lalu. Tetapi, Pertamina memperpanjang durasinya hingga 18 bulan ke depan. ’’Tapi, mulai Januari 2019 ke depan kita bayar lancar,’’ imbuh Ari.

Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan bahwa pasokan avtur nanti didapat dari pemasok lokal sehingga harganya bisa bersaing. Itu sudah berlaku di Jepang dan Bangkok. (vir/c4/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X