Bulan Ini, SOA Penerbangan Dimulai

- Kamis, 14 Maret 2019 | 09:22 WIB

 TANJUNG SELOR – Masyarakat di wilayah perbatasan dan pedalaman Kalimantan Utara (Kaltara) tak lagi harus membayar mahal untuk menggunakan angkutan penerbangan. Subsidi ongkos angkut (SOA) penerbangan ke wilayah pedalaman dan perbatasan mulai direalisasikan Maret ini.

Saat ini sesuai informasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, pemberian SOA senilai Rp 47 miliar yang bersumber dari APBN dan APBD 2019, dalam proses lelang. “Insyaallah Maret ini SOA penerbangan sudah mulai jalan. Sesuai laporan dari Dinas Perhubungan, sekarang berlangsung proses lelang,” kata Gubernur Kaltara Irianto Lambrie kemarin.

Dia menjelaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan anggaran Rp 35 miliar untuk SOA penumpang penerbangan. Sementara itu, dari Pemprov Kaltara melalui APBD 2019 menganggarkan Rp 12 miliar. Tahun ini total alokasi anggaran untuk SOA penerbangan mencapai Rp 47 miliar.

Gubernur mengatakan, SOA ini diberikan untuk mengurangi beban ongkos transportasi ke wilayah perbatasan. Program SOA penerbangan sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. “Besaran subsidinya sekitar Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu. Jadi, misalnya, harga tiket Rp 1 juta, ongkos yang dibayarkan oleh warga hanya Rp 300 hingga Rp 400 ribu per orang,” jelasnya.  

Selain memberikan subsidi, pemerintah juga berupaya membangun sarana infrastruktur jalan dan jembatan ke daerah perbatasan, sebagai pembuka keterisolasian wilayah. Sehingga, ke depan masyarakat tidak hanya berharap pada angkutan penerbangan, yang ongkosnya sangat tinggi.

Secara terpisah, Kepala Dishub Kaltara Taupan Madjid mengatakan, pemberian SOA, utamanya yang didanai APBN tahun ini ada penambahan rute baru. Penetapan rute dari APBN ini, untuk memenuhi aspirasi masyarakat di wilayah sasaran mengenai keterjangkauan transportasi. Sehingga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Rute baru itu antara lain Data Dian, Pujungan, Mahak Baru, Long Sule, dan Long Alango di Kabupaten Malinau. Kemudian dua rute lainnya, yakni Long Layu dan Binuang di Kabupaten Nunukan. “Rute ini dinilai sebagai daerah yang sulit dijangkau, baik oleh transportasi darat maupun laut,” ungkapnya. (humas/kri/k16)

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X