TANJUNG SELOR – Penolakan terhadap program transmigrasi, kerap disuarakan sejumlah masyarakat Bulungan. Namun, program memindahkan penduduk dari suatu daerah atau pulau ke daerah lain, itu dianggap Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Bulungan Sutrisno, membantu sektor pertanian.
Hasil pertanian di Bulungan, kata dia, banyak berasal dari kawasan transmigrasi. Dan, dia menyebut warga transmigrasi setiap harinya bisa menghasilkan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta menjual hasil pertanian.
“Memang sebelum mereka (warga transmigrasi) datang sudah dibekali keahlian. Dan, memang selama bertahun-tahun penghasilan warga trasmigrasi terus meningkat,” ujarnya, Sabtu (9/3).
Menurutnya, ada beberapa tujuan yang melatarbelakangi program transmigrasi. Antara lain, penyediaan lapangan pekerjaan bagi para transmigran, dan peningkatan taraf hidup para transmigran di daerah transmigrasi.
“Dan, yang saya lihat di sini (Bulungan), warga transmigrasi berpengaruh terhadap pertumbuhan Bulungan. (Transmigrasi, Red) Ini memang sudah kita laksanakan programnya sejak lama,” ujarnya.
Ia juga menerangkan, warga transmigrasi yang berada di Bulungan boleh pulang ke kampung halaman sewaktu-waktu. Namun begitu, warga tansmigrasi harus memiliki alasan mendasar sesuai aturan.
“Warga yang telah menempati kawasan transmigrasi sudah tidak diperkenankan kembali. Boleh saja ingin pulang kampung, tapi alasan harus tepat. Misalnya, ada keluarga yang meninggal dunia atau alasan lain. Tapi tetap harus kembali lagi ke daerah transmigrasi," jelasnya.
“Untuk kembali ke daerah asal, warga harus mengantongi izin dari dinas terkait seperti Disnakertrans,” tambahnya. (*/fai/fen)