TOMMY Sugiarto berlari kecil menuju Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Putra Icuk Sugiarto itu memeluk ganda putra legendaris Indonesia tersebut sesaat setelah mengalahkan pemain Tiongkok Huang Yuxiang pada babak 16 besar All England 2018 di Arena Birmingham (7/3). Tommy menang tiga game, 22-24, 21-17, 21-16.
Walau sempat bermain buruk dan menyia-nyiakan keunggulan pada game pertama, Tommy bisa bangkit. Dia lolos ke perempat final. Menjadi tunggal putra pertama Indonesia yang menembus 8 besar All England dalam enam tahun belakangan. Tunggal Indonesia terakhir yang sukses mencapai perempat final All England siapa? Tommy juga. Pada 2013 silam.
Salah satu yang membuat Tommy bermain baik saat melawan Huang adalah karena dukungan moral Hendra dan Ahsan. Mereka duduk di pinggir lapangan, beraksi sebagai coach. Sebagai pemain non-pelatnas, Tommy memang tidak punya pelatih. Sehingga keberadaaan duo pelatih dadakan tersebut sangat membantunya. Moralnya meningkat. Semangatnya menjadi berlipat.
''Yang jelas, saya tidak merasa sendirian,'' kata Tommy. ''Saya tidak bermain untuk diri sendiri, tapi untuk mereka,'' imbuh dia.
Tommy tidak pernah meminta Hendra dan Ahsan mendampinginya. Justru mereka yang menawarkan diri. Ganda berjuluk The Daddies tersebut sudah lebih dulu bermain dan lolos ke perempat final. Bagi Tommy, status keduanya yang merupakan pemain ganda, tidak lantas menyesatkan permainannya.
Ahsan membenarkan, dia dan Hendra yang punya ide mendampingi Tommy di pinggir lapangan. Tujuannya adalah untuk saling support dan solidaritas karena sama-sama pemain Indonesia. Apalagi status mereka dan Tommy sama. Sama-sama pemain non-pelatnas. Hendra/Ahsan lebih beruntung karena statusnya pemain magang. Karena itu, mereka masih ditemani pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi. ''Intinya support moral,'' kata Ahsan.
Pada perempat final melawan Ng Ka Long Angus (Hong Kong) tadi malam, komposisi pelatih Tommy berganti. Hendra bersama asisten pelatih ganda campuran Nova Widianto. Ahsan masih menjalani tes doping. (*/na)
