Dijuluki Pemburu Dollar

- Minggu, 3 Maret 2019 | 11:33 WIB

Jika sebagian remaja bingung memilih jurusan dan universitas idaman. Sandhy Syahputra justru berpikir bagaimana menghasilkan uang usai menanggalkan seragam putih abu-abunya. Dia melirik otomotif, bisnis gorden dan jasa desain interior. Kini dia bisa menghasilkan Rp 300 juta dalam sebulan.

CUACA terik kala itu tak menyurutkan semangat Sandhy membagi kisahnya. Ditemui di ruang kerjanya nan minimalis, sesekali Sandhy mengarahkan dua orang karyawannya yang tengah mendesain sesuatu. Rumah sekaligus kantornya berada di lokasi sama, yakni di bilangan Sambutan Samarinda. Menjadi saksi bisu dirinya membangun tiga jenis usaha.

Pada awalnya, Sandhy justru tertarik dan hobi dengan dunia otomotif. Duduk di bangku semester tiga pada 2006, dia berbisnis khusus cat mobil di rumah. Jika teman-teman sebayanya saat itu punya lebih banyak waktu luang untuk bermain, Sandhy tak sebebas itu karena sepulang kuliah harus bekerja. Sampai beberapa teman menjulukinya pemburu dolar.

Sandhy tak peduli dengan julukan itu. Hal yang memotivasinya untuk berbisnis datang pada tahun terakhir SMK. Dia sadar jika mencari pekerjaan adalah hal sulit, dia tak mau kesulitan saat sudah berkeluarga. Menurutnya, mempersiapkan segalanya di awal lebih baik.

Dia memberanikan diri membuka toko khusus cat mobil pada 2007. Dibantu sang istri Niken Tidar Asmi Pertiwi yang dipersuntingnya pada 2008 untuk menangani toko dan keuangan saat itu. Terhalang masalah modal dan makin banyak kompetitor lain, tiga tahun kemudian dia tutup toko. Pada 2010, dia kembali membuka bengkel otomotif hingga kini.

Tak puas hanya bengkel otomotif, pria 31 tahun itu kembali melebarkan sayapnya ke dunia desain interior pada 2013. Berawal  dari ajakan teman. Saat itu, dia mengaku belum tahu banyak soal interior. Latar belakang pendidikannya sebagai alumnus Teknik Informatika juga membuatnya masih harus belajar soal interior walau pada dasarnya dia juga hobi menggambar.

Satu hal menarik saat awal membuka bisnis yang diberi nama Klinik Interior, Sandhy tak merekrut karyawan yang berasal dari perguruan tinggi tertentu. Justru dia mempekerjakan orang yang tak mengenyam pendidikan.

“Saya malah senang mengajari orang yang seperti itu. Yang awalnya dia enggak paham mengoperasikan komputer, jadi paham. Semuanya pelan-pelan karena dia punya pemikiran ingin maju,” jelas pria kelahiran Long Iram itu.

Menuju kesuksesan memang tidak instan. Sebelum memimpin usahanya kini, Sandhy juga pernah bekerja dengan orang lain. Dia ingat, tak lama selesai menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di tahun kedua bersekolah di SMK 7 Samarinda, Sandhy diangkat menjadi karyawan di sebuah toko komputer tempatnya menjalani PKL dulu.

“Setiap pulang sekolah, saya lanjut kerja lagi dengan jaga toko sampai setengah 10 malam. Sama bos di sana, saya diajari soal sales. Dulu, saya orangnya susah untuk bicara dengan orang lain. Tapi, lama-kelamaan akhirnya bisa. Saya di sana dari PKL sampai lulus SMK,” ungkap ayah tiga anak tersebut.

Terkadang, Sandhy juga diminta untuk menjaga pameran komputer dan digaji Rp 200 ribu seminggu. Dirinya menekankan, sejak dulu dia bekerja dengan orang tak pernah menanyakan berapa gaji yang diberikan.

“Dulu kan saya enggak punya keahlian apa-apa. Ngapain saya digaji berapa? Saya sadar diri juga. Dulu saya cuma bisa jual barang. Pokoknya dulu saya enggak mau mengeluh kalau gaji saya rendah,” papar si sulung dua bersaudara itu.

Resmi melepas seragam putih abu-abu, Sandhy menunda kuliahnya setahun. Oleh sebab itu, dia memanfaatkan waktunya untuk bekerja sebagai tenaga pemasaran sebuah produk notebook. Tak sampai setahun, Sandhy memutuskan mengundurkan diri karena tidak sanggup dan lelah dengan pekerjaannya.

“Walau begitu, ketidaksanggupan saya tidak akan saya tunjukkan. Saya tetap tekun menjalani semua pekerjaan yang diberikan. Lalu saya pikir, kalau pengin punya keahlian yang lebih tinggi, saya harus buka usaha sendiri. Pengalaman itu juga yang mendorong saya berbisnis,” pungkasnya ditemui awal pekan lalu. (*/ysm*/rdm2)

 

Halaman:

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X