Jujur dan Mengedukasi Klien

- Minggu, 3 Maret 2019 | 11:24 WIB

MENJALANI bisnis jasa, mengharuskan Sandhy Syahputra intens berkomunikasi dengan para klien. Menghadapi watak orang berbeda-beda menjadi tantangan tersendiri bagi Sandhy. Satu hal yang bisa dilakukan Sandhy dan timnya adalah memberikan edukasi kepada klien, sekaligus tujuan utamanya mendirikan bisnis.

“Saya sadar kalau untuk mengedukasi klien satu per satu itu kan enggak mungkin. Yang jelas, saya pasti menyampaikan. Kalau dia mau terima, ya syukur. Kalau tidak, ya enggak apa-apa. Intinya, saya sudah berusaha untuk memberi tahu,” ucap Sandhy.

Sandhy memegang prinsip jika menjalani bisnis harus jujur. Menurut Sandhy, bagaimana pun juga klien telah merogoh kocek tak sedikit. Dia tak ingin membuat kecewa. Tak ingin sebagai penyedia jasa yang tak menyertakan klien di setiap prosesnya. Tidak hanya omongan saja, tapi ada bukti jelas.

“Selama menjalani bisnis otomotif dan interior, saya melihat ada beberapa klien di luar sana yang tak diberikan edukasi oleh penyedia jasa yang dipilih. Kalau saya enggak bisa begitu. Saya harus melihat mulai dari tukang yang mengerjakan sampai strukturnya harus seperti apa. Jadi, klien yang tadinya enggak tahu, jadi tahu,” ungkap pria kelahiran 1987 itu.

Totalitas Sandhy dalam menjalani bisnis interiornya juga terlihat dengan dibangunnya galeri tak jauh dari kantornya. Didirikannya galeri tersebut bertujuan agar klien dapat melihat contoh bangunan secara langsung. Itu salah satu bentuk edukasinya kepada klien.

“Saya tahu, orang sekarang pasti butuh sesuatu yang jelas dan pasti. Misalkan ada yang ingin minta dibangunkan rumah dengan lanskap yang seperti ini atau taman dan mau tahu bagaimana contohnya, ada saya sediakan di satu area di sini,” jelas Sandhy.

Dia lebih senang dengan klien cerewet. Sehingga, ketika dia dan klien saling berkomentar, akan bertemu pada pemikiran yang sama. Baginya, itu menunjukkan si klien cerdas dan telah menguasai hal sebelum bertanya. Jika hanya mengikuti alur, biasanya klien hanya akan membandingkan dengan tempat lain.

Mampu memberi pengertian pada klien juga tak lepas dari penguasaan Sandhy soal interior. Dulu dia mempelajari semuanya secara autodidak. Saat itu dia berpikir, jika orang lain saja bisa, maka dia pun sama. Akhirnya, Sandhy berangkat seorang diri ke Surabaya pada 2013 akhir dan mulai melakukan survei barang hingga mendatangi beberapa toko. Masih ingin melanjutkan survei lebih lanjut, dia juga pergi ke Jakarta untuk mencari material bahkan sampai ke pabriknya.

“Saya selalu ingin maju dan memberikan yang terbaik. Kalau cuma jalan di tempat saja saya enggak puas. Jadi misalkan ada barang baru, saya harus tahu karena untuk pengalaman saya dan untuk dijelaskan ke klien. Jadi enggak monoton dan lebih variatif. Enggak kalah dengan penyedia jasa interior di Pulau Jawa lah,” ungkapnya.

Menjalani bisnis memang tidak mudah, apalagi meyakinkan orang untuk percaya. Kunci keberhasilan memang terletak pada niat dan kemauan. Selalu berusaha untuk memegang komitmen. Menurutnya, ketika pekerjaan tidak dijalani secara serius, itu hanya sebatas rencana.

Tak hanya klien, Sandhy tak lupa memberi pengarahan kepada para karyawan. Tak bisa dimungkiri, agar roda bisnis dapat berjalan lancar juga terletak pada karyawan di dalamnya. Penting baginya jika semua yang berkaitan dengan bisnis teratur dan terstruktur. (*/ysm*/rdm2)

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X