Harga Pangan Masih Terkendali

- Sabtu, 2 Maret 2019 | 13:07 WIB

JAKARTA – Awal tahun ini harga-harga masih cukup terkendali. Merujuk laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2018 terjadi deflasi 0,08 persen secara month-on-month (mom). Secara year-on-year (yoy), terjadi inflasi, tetapi masih rendah. Hanya 2,57 persen. Jika dilihat secara year to date (ytd), sejak awal Januari 2019 terjadi inflasi 0,24 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyatakan, kelompok bahan makanan menyumbang deflasi yang cukup tinggi pada Februari lalu. Beberapa bahan makanan mentah seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, dan cabai rawit mengalami penurunan harga dengan andil inflasi yang melandai.

Di sisi lain, kelompok lain di luar bahan makanan juga masih mengalami inflasi. Namun, kontribusinya masih rendah. ’’Untuk kelompok perumahan, yang memberikan andil inflasi, antara lain, tarif sewa rumah 0,02 persen; tarif pembantu rumah tangga 0,01 persen; dan tarif kontrak rumah 0,01 persen,’’ ujar Yunita.

Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pada akhir 2018 harga-harga komoditas sudah naik. Salah satunya terjadi pada harga daging ayam dan telur ayam ras yang sempat naik lebih dari 15 persen. Jika saat ini harga dua komoditas tersebut menurun, daya beli konsumen bisa meningkat. ’’Artinya kembali normal,’’ katanya.

Di samping itu, cabai dan bawang saat ini sudah masuk musim panen. Dengan begitu, harga bisa lebih rendah lagi. Sebelumnya, harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih naik. Menurut Darmin, ke depan masih terjadi tren penurunan harga pada komponen volatile food. Di samping itu, harga komponen lain yang diatur pemerintah (administered prices) mungkin bakal mendorong inflasi di level yang cukup landai.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, deflasi pada Februari 2019 sudah sesuai dengan prediksi. ’’Inflasi rendah dan terkendali sekaligus mengonfirmasikan bahwa akhir tahun ini prediksi BI inflasi lebih rendah daripada 3,5 persen,’’ tutur Perry.

 

Jatim Deflasi 0,18 Persen

Sementara itu, Jawa Timur mencatat deflasi 0,18 persen pada Februari 2019. Komoditas yang mengakibatkan deflasi adalah telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan daging ayam ras.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono menuturkan, kecukupan stok dan kelancaran distribusi memengaruhi harga telur ayam ras. ’’Selain telur, harga daging ayam ras turun. Distribusi yang lancar ini tidak terlepas dari pembangunan jalan tol,’’ katanya kemarin (1/3).

Setelah mengalami kenaikan pada bulan sebelumnya, tarif angkutan udara pada Februari sedikit menurun. ’’Bagi sebagian masyarakat, memang harga tiket pesawat dianggap masih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ada penurunan,’’ jelasnya.

Secara keseluruhan, ada dua kelompok yang mengalami deflasi. Yaitu, kelompok bahan makanan 0,99 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,41 persen. (rin/ken/res/c14/oki)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X