Tokyo Marathon 2019 Disambut Cuaca Tak Menentu

- Sabtu, 2 Maret 2019 | 13:06 WIB

TOKYO – Serevina tidak bisa menjawab dengan pasti berapa target waktunya dalam menyelesaikan Tokyo Marathon 2019 besok pagi. Tokyo Marathon adalah lomba full marathon (FM) 42,2K pertama dia setelah mengenal lari pada 2014. Tetapi, Desember lalu, perempuan yang akrab disapa Vina itu mengalami cedera. Dia terpaksa rest lari selama 1,5 bulan.

''Awalnya berharap bisa selesai 4 jam sampai 4 jam 30 menitan. Tapi sudahlah. Ini malah hampir pingin DNS (did not start, Red),'' ucapnya saat ditemui saat carbo loading bersama para pelari Indonesia yang mengikuti Tokyo Marathon 2019 di Hotel Hilton Shinjuku, Tokyo, Jepang, tadi malam. Kecemasan lajang yang bergabung dalam geng lari Reborn Runners Jakarta itu tak lepas dari kondisi cuaca Tokyo yang tidak menentu. Dua hari terakhir, cuaca Tokyo kurang nyaman buat runner. Khususnya pelari dari Indonesia yang terbiasa berlari di udara hangat (baca: panas).

Saat pengambilan race pack hari pertama Kamis (28/2), Tokyo seperti sedang baper. Sejak pagi sampai malam, hujan tak henti turun. Suhu terendah mencapai 2 derajat celsius dan terhangat di kisaran 7 derajat Celsius. Suhu yang bikin tangan kaku, hidung meler, dan wajah seolah mati rasa. Perkiraan cuaca pada hari H, Minggu (3/3), menunjukkan gambar mendung dengan hujan.

Target yang tidak pasti itu juga ditunjukkan oleh pelari elite tuan rumah Suguru Osako. Peraih podium ketiga Chicago Marathon 2018 itu menyimpan rapat terget waktunya. Dia memilih menulis simbol ??? pada papan target waktu yang dibagikan saat jumpa pers kemarin. Dihelat di Keiko Hotel Tokyo, pemilik rekor maraton Jepang itu menjawab dengan singkat tentang simbol itu.

''Saya tidak memfokuskan tentang waktu. Saya akan lebih banyak memperbaiki teknik saat berlari nanti'' kata lelaki 27 tahun itu. Osako bikin Jepang terkesima setelah memecahkan rekor maraton Jepang di Chicago Marathon tahun lalu. Catatan waktunya 2 jam 05 menit 50 detik. Istimewanya, dia belum pernah mengikuti Tokyo Marathon. Osako menyebutkan bahwa dia sudah berlatih maksimal untuk ajang ini. Tetapi, dia mengaku tidak pernah terlalu memperhatikan waktu. ''Saya pikir, kalau saya terlalu memikirkan waktu, maka saya tidak akan menikmati race yang saya ikuti,'' ucap Osako.

Lawan Osako tidak bisa dianggap sebelah mata. Ada Dickson Chumba dari Kenya. Tahun lalu dia menjuarai Tokyo Marathon dengan catatan waktu 2 jam 05 menit 30 detik. Ada juga El Hassan El Abbassi yang mendapat medali emas dalam Asian Games di Jakarta 2018. Tahun ini ada 38 ribu pelari yang mengikuti Tokyo Marathon 2019. (*/na/DWI SINTIA IRIANTI)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB

Alcaraz Mundur dari Barcelona Open

Senin, 15 April 2024 | 11:10 WIB

Arung Jeram Kaltim Tekankan Pentingnya Regenerasi

Senin, 15 April 2024 | 09:15 WIB

Duel Sisa 1 Detik, Max Hantam Justin Hingga Ambruk

Minggu, 14 April 2024 | 12:49 WIB

Mulai Fokus Penentuan Status Unggulan

Sabtu, 13 April 2024 | 20:00 WIB

Jorge Martin Makin Dekat ke Pabrikan Ducati

Sabtu, 13 April 2024 | 17:15 WIB

Detroit Pistons Jalani Musim Terburuk 

Sabtu, 13 April 2024 | 14:50 WIB

Siapkan Pendampingan Penyusunan PPA

Sabtu, 13 April 2024 | 14:30 WIB

Hanya Sisakan Jojo di Semifinal

Sabtu, 13 April 2024 | 11:52 WIB

Bola Tangan Kaltim Hasrat Bidik Emas Lagi  

Selasa, 9 April 2024 | 18:15 WIB

Megawati Cerita Soal Julukan Megatron dan K-Pop

Selasa, 9 April 2024 | 16:15 WIB
X