Kaki Terjepit Batu, Diamputasi, Akhirnya Meninggal

- Jumat, 1 Maret 2019 | 09:58 WIB

Suara Tedi Mokodompit menjadi yang terakhir terdengar di dalam lubang tambang maut itu. Dia adalah korban ke-27 yang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Namun, sesaat setelah keluar, nyawanya malah tidak tertolong.

 

AHMAD DIDIN KHOIRUDDIN, Bolaang Mongondow

 

UPAYA evakuasi Tedi berlangsung cukup dramatis. Betapa tidak, saat ditemukan petugas, kaki kirinya tergencet batu besar. Upaya penarikan dilakukan. Tapi sia-sia.

Akhirnya, mau tidak mau, kaki kiri Tedi diamputasi agar dia bisa dikeluarkan. ’’Tim dokter ikut masuk untuk membius korban. Saat diamputasi, dia (Tedi) masih setengah sadar dan bisa diajak berkomunikasi,’’ ungkap Ketua Tim Evakuasi Pemkot Kotamobagu Sahaya Mukoginta seusai menyaksikan evakuasi korban.

Setelah kaki kirinya diamputasi, Tedi diangkat ke luar lubang. Posisinya di kedalaman sekitar 15 meter dari mulut lubang. Sekitar pukul 15.30 Wita, dia berhasil ditandu hingga puncak tebing, tempat ambulans menunggu. Namun, belum sampai ambulans berangkat, warga Desa Pontodon, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu, tersebut dinyatakan meninggal.

Sebelumnya, dari pemantauan Sahaya, Tedi masih aktif berkomunikasi. Baik dengan petugas, keluarga, maupun sesama korban yang tepat berada di bawahnya, yakni Reza Sipasi. ’’Mereka masih bisa ngobrol-ngobrol hingga tadi (kemarin, Red) siang,’’ katanya.

Bahkan, hingga sebelum diamputasi, Tedi masih aktif menyantap makanan yang diantar langsung oleh petugas. Sesekali pihak keluarga ikut masuk ke lubang tersebut untuk menyuapinya.

Urutan korban teratas setelah Tedi adalah Reza. Posisi terakhir yang diketahui petugas, Reza dengan eratnya memeluk kaki kanan Tedi yang tidak tertimpa batu. Namun, saat tubuh Tedi diangkat, Reza sudah tak sadarkan diri. Wajahnya pucat. ’’Hanya kelihatan kepala dan tangannya. Tubuhnya tertimbun batu,’’ tuturnya.

Sebenarnya, masih ada satu korban lagi yang tak jauh dari posisi keduanya. Namun, diperkirakan, korban yang belum diketahui identitasnya itu sudah meninggal. Sebab, punggung dan dadanya terjepit batu besar. ’’Setelah itu sudah tidak kelihatan di bawahnya. Sudah tertutup batu total,’’ ungkap Sahaya setelah turun dari lokasi kejadian.

Pencarian korban pada hari ketiga kemarin membuahkan hasil. Setidaknya, tiga korban berhasil dievakuasi. Namun, ketiganya telah meninggal. ’’Ada dua korban yang dievakuasi sekitar jam tiga dini hari. Dan Tedi itu tadi sekitar setengah empat,’’ kata Sahaya yang juga membawahkan tim BPBD, Satpol PP, Dinkes, dan Dinsos Kotamobagu.

Sulitnya akses menjadi hambatan petugas. Penambangan emas tidak berizin (PETI) itu berada di puncak bukit, dekat area pertambangan milik PT JRBM. Waktu tempuh dengan kendaraan roda empat dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado, sekitar 5 jam. Atau sekitar 1 jam dari pusat Kota Kotamobagu.

Namun, mendekati lokasi pertambangan, jalan yang sebelumnya berupa aspal mulus berganti dengan jalan tanah. Setidaknya ada dua akses menuju lokasi kejadian. Yakni, jalan khusus milik PT JRBM dan jalan tikus yang ditengarai menjadi akses masuk para penambang ilegal tersebut.

Sebab, tidak sembarang orang bisa lewat jalan khusus perusahaan. Yang diizinkan masuk hanya pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya, petugas kepolisian dan tim evakuasi. Namun, jika melewati jalan tersebut, kendaraan roda empat bisa masuk hingga mendekati lokasi. Karena itu, jalan itulah yang dipilih petugas untuk lalu-lalang ambulans yang mengangkut korban.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X