Jaga Ketenangan, Tak Mudah Diserang Lawan

- Minggu, 17 Februari 2019 | 11:57 WIB

ADA banyak ragam jenis bela diri, salah satunya wing chun. Berasal dari Tiongkok Selatan. Wing chun terinspirasi dari pertarungan burung bangau dan ular. Jika bela diri lain mengutamakan kekuatan, wing chun fokus pada rileks sebagai elemen penting.

Olahraga ini berusaha mengalirkan energi dalam serangan. Ketika bertarung, energi yang ada digunakan sebijak mungkin dengan cara bergerak cepat dan atur posisi dekat dengan lawan. Menurut Al Aris Yanuar, instruktur wing chun, mengungkapkan bahwa agar dapat beradu serangan yang begitu kuat dengan lawan, tubuh harus rileks.

“Lengan harus rileks sebelum memulai dan saat melakukan pukulan. Kalau otot tegang dan kaku, menghambat aliran tenaga dan sensitivitas saat trapping dan chisao. Saat rileks, lawan akan kesulitan melakukan itu dan Anda bisa merasakan kelemahan lawan untuk menyerangnya,” beber pria 27 tahun itu.

Trapping semacam tindakan mencegah lawan yang bertahan akan serangan kita. Berhubungan dengan sentuhan tangan atau lengan. Adapun chisao, merasakan energi di mana lengan menempel ke lengan lawan.

Wing chun mengutamakan kecepatan karena pukulannya menggunakan konsep triangle atau segitiga. Ciri khas wing chun juga menerapkan pertarungan jarak dekat. Cara memukul di wing chun harus lurus tepat ke arah centerline. Hal itu juga yang membuat bela diri ini berbeda dibanding yang lain. Centerline merupakan bagian vital lawan. Titik-titik yang ada di centerline juga merupakan titik keseimbangan manusia, tumpuan manusia atau titik lumpuh.

Seperti layaknya sebelum melakukan olahraga, pemanasan harus dilakukan. Durasinya sekitar 45 menit. Tak hanya itu, pernapasan yang biasa disebut chi kung dilatih.

Latihan fisik. Bersamaan dengan latihan fisik, total waktu yang dibutuhkan 60 menit. Idealnya, wing chun dilakukan minimal dua jam selama tiga hari seminggu. Durasi latihan juga berpengaruh terhadap kelancaran gerakan-gerakan wing chun.

Aris memaparkan, paling dasar dan wajib untuk dipelajari pemula adalah gerakan siu lim tao. Pada gerakan pertama tersebut, diharapkan Anda akan memahami bagaimana posisi kuda-kuda yang benar, menahan posisi tubuh, relaksasi, dan gerakan-gerakan tangan. Siu lim tao harus benar-benar dikuasai sebelum beralih ke teknik lain.

Menurut Aris, setiap bela diri selalu ada kemungkinan mengalami cedera. Namun, cedera dapat teratasi di wing chun karena konsepnya fokus pada ketenangan dan rileks yang mampu melawan serangan atau energi dari lawan.

“Sebenarnya, gerakan wing chun itu simpel. Selain rileks, konsep lain adalah bertahan sambil menyerang. Kadang, ada beberapa yang masih bingung dengan konsep itu dan membuat gerakan jadi tidak sinkron. Namun, itu bisa dilatih,” ungkapnya yang telah menguasai bela diri ini sejak empat tahun silam.

Ketenangan wajib dimiliki. Sebab fokus adalah hal utama. Jika Anda sudah menguasai berbagai teknik namun tidak bisa berkonsentrasi, fokus itu akan pecah dan membuat lawan lebih mudah menyerang dan menjatuhkan Anda. (*/ysm*/rdm2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X