Harga Tiket Pesawat Masih Mahal

- Sabtu, 16 Februari 2019 | 11:42 WIB

 JAKARTA – Kamis lalu (14/2) Garuda Group mengumumkan penurunan harga tiket hingga 20 persen. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin (15/2) menangih janji tersebut.

Budi mengatakan bahwa dia telah melakukan pengecekan harga pada kemarin subuh. ”Harga hari ini (kemarin, Red) masih mahal,” ucapnya. Dia mengaku sudah menyampaikan hasil pantauannya kepada menejemen Garuda Indonesia. Dia berharap agar ada evaluasi dari pihak menejemen.

Budi berharap agar Garuda konsisten. Selain itu pria asli Palembang itu juga berharap tidak ada penghapusan layanan. Selain itu, sebelumnya Budi juga mengingatkan agar penurunan harga tiket pesawat juga dilakukan oleh masakapai lain. Sehingga harga tiket lebih terjangkau.

Sementara itu Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menuturkan harga tiket pesawat dipengaruhi oleh berbagai aspek. Tidak hanya harga bahan bakar atau avtur. ”Harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan harga tiket pesawat

menjadi lebih mahal,” ucapnya.

Menurutnya ada banyak beban maskapai untuk mengoperasikan pesawat. Ari mencontohkan adanya biaya perawatan hingga naik turunnya nilai tukar dolar terhadap rupiah.

Dia juga mengatakan bahwa pihaknya mencari keseimbangan harga. Ari berharap dengan turunnya harga tiket di Grup Garuda Indonesia akan meningkatkan jumlah penumpang. ”Januari selalu turun karena low season. Dibandingkan dengan bulan Desember penurunan di Januari berkisar 20 hingga 30 persen. Tapi dibandingkan Januari tahun lalu, flat,” ucapnya.

Avtur memang masih menjadi polemik dalam harga tiket pesawat. Pengamat ekonomi Syarkawi Rauf mengatakan, sejak dulu Pertamina memang sudah memonopoli bisnis avtur. Saat ini PT AKR Corporindo Tbk telah menyatakan minatnya untuk menjadi competitor. Hal tersebut harus didukung oleh pemerintah. Sebab, setiap korporasi mestinya mempunyai hak yang sama untuk masuk ke bisnis tersebut.

Namun competitor ini nantinya tidak bisa menggunakan infrastruktur distribusi yang dimiliki oleh Pertamina. Saat ini Pertamina menggunakan berbagai jalur untuk distribusi avtur, mulai pesawat, kapal tanker hingga truk untuk jalur darat. “Jadi jangan seperti di industry telekomunikasi. PT Telkom bangun infrastruktur, operator lain enggak ikut bangun tapi pingin bisnis juga. Jadi susah,” ujar Syarkawi yang juga mantan ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu.

Terkait penurunan harga tiket pesawat, bersama Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPPNPI) atau AirNav Indonesia sedang melakukan uji coba serta exercise implementasi Air Traffic Flow Management (ATFM). Selain ruang udara, ruang bandara juga akan dilaukan menejemen dengan menyiapkan exercise implementasi Airport Collaborative Decision Making (A-CDM). Kegiatan ini maskapai, operator ground handling, BMKG, dan juga militer. (rin/lyn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X