SAMARINDA - Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Kaltim mencatat penjualan rumah mewah sepanjang tahun 2018 masih lesu. Bahkan, dalam satu tahun, penjualan tidak lebih dari 5 unit.
"Stagnan sama sekali penjualan rumah mewah. Setahun hanya lima unit. Kalau dulu, pengembang bisa jual rumah mewah 40 unit dalam sebulan," kata Ketua REI Kaltim, Bagus Susetyo, Senin (11/2/2019).
Pengembang perumahan berharap perekonomian Kaltim tahun 2019 dan seterusnya bisa stabil. Sehingga, masyarakat bisa membeli rumah.
"Kita berharap ekonomi stabil, Pendapatan Asli Daerah (PAD) naik dan pendapatan Negara bisa naik. Sehingga pembangunan bisa jalan dan masyarakat mendapat penghasilan membeli rumah," ujar Bagus.
Apalagi, harga batubara, yang dipantau oleh REI Kaltim, semakin membaik. Ini menjadi peluang, daya beli masyarakat ikut meningkat.
"Kalau saat ini, masyarakat masih sulit membeli rumah. Karena, harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti biaya sekolah dan berobat," kata Bagus.
Meski begitu, REI Kaltim juga mencatat penjualan rumah subsidi seharga Rp 140 juta masih tinggi. Menunjukan, prospek bisnis perumahan masih baik.
"Pengembang masih bisa menjual rumah subsidi. Rumah subsidi ini yang punya spesifikasi rumahnya harus layak huni dari sisi kontruksi dan sisi kesehatan," kata Bagus.
Dikatakan Bagus, pembeli rumah subsidi lebih banyak berasal dari kalangan usaha kecil. Selama tahun 2018, pengembang yang tergabung dalam REI Kaltim merealisasikan penjualan rumah subsidi sebanyak 2.600 unit. (mym)
