Pertumbuhan Penduduk Relatif Rendah

- Senin, 11 Februari 2019 | 09:41 WIB

PENAJAM - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tampaknya belum menarik perhatian masyarakat dari luar. Buktinya, penambahan penduduk yang pindah untuk berdomisili di PPU, masih relatif rendah. Dalam setahun, hanya mendekati dua ribu orang.

Hal itu dilihat dari pendaftar atau yang mengurus identitas kependudukan sebagai warga Kabupaten PPU. Menurut data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), pada 2016, jumlah penduduk Kabupaten PPU tercatat 166.055 jiwa. Bertambah kurang dari dua ribu jiwa menjadi 168.012 jiwa. Kondisi serupa terjadi pada 2018.

Menurut Data Konsolidasi Bersih (DKB) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Kabupaten PPU terhitung 31 Desember 2018 sebanyak 170.475 jiwa. “Jadi bertambah 2.463 orang,” kata Kepala Disdukcapil Kabupaten PPU, Suyanto yang ditemui akhir pekan lalu.

Menurutnya, minimnya penambahan jumlah penduduk ini lantaran banyak warga yang bekerja di Kabupaten PPU, namun enggan mengurus dokumen kependudukan. Sehingga masih tercatat sebagai warga dari daerah asalnya.

Padahal, sudah belasan bahkan puluhan tahun di Kabupaten PPU. Baik bekerja di sektor swasta, maupun yang berstatus sebagai PNS. “Pengamatan saya seperti itu. Mereka yang bekerja di sini, tapi masih terdaftar sebagai warga luar daerah. Contohnya masih mengantongi KTP Tanah Grogot (Paser) dan Balikpapan,” kata dia.

Dia menambahkan, dari data tersebut, jumlah warga yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 88.506 orang dan perempuan 81.969 orang. Dengan jumlah warga yang diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) sebanyak 118.877 orang.

Terbagi atas, laki-laki 61.710 orang dan perempuan 57.167 orang. “Sisanya 51.598 adalah warga berusia di bawah 17 tahun. Dan memegang KIA (Kartu Identitas Anak),” imbuh mantan kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) itu.

Sementara itu, warga yang belum melakukan perekaman data berjumlah 1.882. Atau 1,58 persen dari jumlah penduduk Kabupaten PPU.

Suyanto mengklaim, jumlah tersebut terus mengalami penurunan. Sebab, sejak awal Januari hingga memasuki pekan kedua Februari 2019, pihaknya rutin melakukan perekaman dengan sistem “jemput bola”. Mendatangi kantor kecamatan yang belum melakukan perekaman.

Semisal di Kecamatan Babulu dan Sepaku. “Prediksi saya, sisanya kurang dari seribu orang. Tapi belum saya hitung totalnya. Sebab, menurut perhitungan kasar, selama sebulan lebih ini, sudah ada sekitar seribu orang yang telah melakukan perekaman,” pungkasnya. (*/kip/kri/k16)

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X