Jurnalis Dituntut Jadi "Watchdog", Kritik Perusahaan Demi Keselamatan Planet Bumi

- Minggu, 10 Februari 2019 | 10:08 WIB

BALIKPAPAN- Seorang jurnalis dituntut menjadi "watchdog" atau penjaga planet bumi dari kejahatan kerusakan lingkungan dengan mengkritik dan membuka kejahatan perusahaan yang merusak.

Saat ini, planet bumi sudah mengalami penurunan kualitas lingkungan dengan terus bertambah bencana dari fenomena alam. Turunnya kualitas lingkungan inilah banyak disumbang dari perusahaan karena kebutuhannya untuk produksi yang tinggi dengan mengeksploitasi alam.

"Disinilah, wartawan yang harus menjadi watchdog atau satpam, bagaimana perusahaan tetap jalan tetapi tidak sampai merusak lingkungan," kata Feby Siahaan ketika menjadi narasumber Pelatihan “Storytelling For Creating Public Demand For Corporate Accountability Through Sustainability Reporting”.

Pelatihan digagas oleh Sekolah Jurnalisme AJI (SJAJI) bekerjasama dengan Global Reporting Initiative (GRI) di Balikpapan diikuti 20 jurnalis digelar di Hotel Le Grandeur pada 8- 9 Februari 2019.

Para jurnalis mendapat materi menulis tentang praktik laporan berkelanjutan perusahaan, terutama dalam isu sosial, lingkungan dan ekonomi.

Feby menerangkan komitmen perusahaan sekarang ini sadar dengan pelestarian lingkungan untuk keselamatan dunia telah dilakukan melalui pembuatan Sustainability Report (SR). Dari laporan SR, jurnalis dapat melihat berbagai kinerja perusahaan menjalankan produksinya yang bebas dengan praktek merusak lingkungan.

"Sustainability Report dibuat perusahaan hanya memuat hal yang bagus saja disampaikan. Tetapi, dari penyampaiannya, jurnalis bisa melihat apa yang perlu dikritisi karena perusahaan biasanya tak pandai menulis seperti jurnalis," kata Feby.

Selain Feby, hadir pula jurnalis senior Sunudyantoro membawakan materi bagaimana jurnalis membuat storytelling untuk mengkritisi perusahan. Melalui storytelling, pembaca bisa lebih lengkap menerima pesan dari tulisan jurnalis.

Pelatihan digelar AJI ini serupa digelar juga di Gorontalo, Bandung dan terakhir di Balikpapan. Pemilihan tiga kota tersebut berdasarkan potensi isu lingkungan di daerah itu.

“Pelatihan ini memberi pemahaman dan kesempatan bagi jurnalis untuk menggunakan laporan berkelanjutan (sustainable report) dan informasi lainnya dari perusahaan sebagai bahan liputan yang lebih mendalam,” kata Rochimawati dari Sekolah Jurnalisme AJI.

Menurutnya, nilai tambah lainnya dari kegiatan ini adalah jurnalisme naratif, dengan mengunakan metode radio Netherlands Training Centre.
Jurnalisme naratif merupakan bentuk mumpuni untuk melaporkan, karena akan memberi dampak bagi para pembaca ataupun pendengar.

Ketua AJI Kota Balikpapan Devi Alamsyah mengatakan, pelatihan dengan fokus tersebut belum pernah sebelumnya digelar di Balikpapan. 
“Saatnya jurnalis di daerah meningkatkan kapasitasnya dalam berbagai isu, agar liputan yang dihasilkan beragam dan mendalam,” ujarnya

Peserta yang mengikuti workshop, antara lain dari Kaltim Post, Prokal.Co, Bisnis Indonesia, Tempo, Kaltimkece.id, TV One, Gerbang Kaltim, Tribun Kaltim, Discover Borneo, Antara, TV Beruang, Radio KBR, inibalikpapan, Cahaya Kaltim. Ke-20 peserta itu telah mendaftar dan melewati proses seleksi SJAJI, dengan usulan liputan sesuai tema.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X