SAMARINDA - Nilai Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kalimantan Timur pada Triwulan I-2019 diperkirakan sebesar 104,41, turun dibanding triwulan IV tahun 2018 sebesar 106,79.
Penurunan tersebut disebabkan masyarakat Kaltim tidak ada rencana atau belum ada pembelian barang tahan lama seperti membeli emas atau pergi rekreasi.
Meskipun, perkiraan pendapatan rumah tangga awal tahun 2019 di Kaltim mengalami peningkatan, dengan nilai indeksnya diatas 100 yaitu sebesar 109,94.
"Komponen pendapatan rumah tangga mengalami peningkatan namun tidak diiringi dengan meningkatnya rencana pembelian barang," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Atqo Mardiyanto, beberapa hari lalu.
Tidak meningkatnya rencana pembelian barang tahan lama, ditunjukkan oleh nilai indeks komponen tersebut di bawah 100, yaitu sebesar 94,72.
Perkiraan turunnya rencana pembelian barang-barang tahan lama dapat disebabkan oleh sudah berakhirnya masa liburan akhir tahun dan kembali memasuki awal tahun dimana terdapat kecenderungan untuk mengantisipasi rencana belanja.
Sementara itu, kondisi ekonomi konsumen di Kaltim di triwulan IV 2018 yang meningkat dibanding triwulan III disebabkan oleh peningkatan pada ketiga komponen pembentuknya.
"Peningkatan kondisi ekonomi konsumen
pada triwulan ini disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan rumah tangga. Selain itu, peningkatan nilai indeks juga didorong oleh adanya peningkatan pada tingkat konsumsi serta
peningkatan harga barang atau jasa yang cenderung tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat," ujar Atqo.
Selain itu, secara umum, tingkat konsumsi di Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2018, bahkan mengalami percepatan.
Hal ini terlihat dari peningkatan angka indeks konsumsi, yaitu dari 101,81 di Triwulan III-2018 menjadi 115,47 di Triwulan IV-2018. Jika dirinci berdasarkan indeks komoditinya, baik untuk kelompok indeks makanan maupun non makanan, mengalami percepatan pada Triwulan IV-2018 dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Peningkatan indeks konsumsi makanan lebih tinggi dibandingkan indeks konsumsi non makanan. Hal ini disebabkan pada triwulan ini terdapat momen Hari Raya Natal dan liburan sekolah," kata Atqo. (mym)