Perbanyak Syukur, Puaskan Klien

- Minggu, 3 Februari 2019 | 11:21 WIB

KHAIRUNNISA menyadari bahwa MUA, bukan lagi profesi musiman. Pasalnya, jasa percantik wajah ini sering dicari oleh banyak orang tidak hanya pada hari tertentu saja tapi juga untuk keseharian mereka. Banyak agenda yang mengharuskan perempuan tampil cantik.

Maka dari itu, perempuan yang akrab disapa Icha tidak heran jika kebanyakan orang yang memiliki kemampuan merias menjadikannya bisnis utama. Sebab, pendapatan yang menjanjikan setiap bulannya. Namun, itu juga salah satu tantangan agar jasanya tidak tergerus pendatang baru.

“Tidak bosan untuk selalu mempelajari hal-hal baru. Itu yang aku lakukan agar bisa bertahan. Tapi, aku juga tidak terlalu berambisi untuk menjadi yang terbaik. Jalani aja, dan selalu bersyukur atas nikmat yang dimiliki sekarang,” jelasnya.

Mempertahankan eksistensi jauh lebih sulit dibandingkan merintis karier. Hal itu diakui Icha, maka dari itu dia mengaku tidak berambisi pada gelar dan bayaran melainkan fokus pada kepuasan pelanggan. Sebab, jika pelanggan puas, promosi otomatis berjalan dari mulut ke mulut. Dan hal itu lebih ampuh dibanding promosi sendiri.

“Promosi sendiri itu juga penting, tapi cerita dari mulut ke mulut lebih dipercaya. Jadinya sampai saat ini aku menomorsatukan kepuasan pelanggan. Tidak pernah datang telat, dan selalu mengadakan konsultasi dengan klien, bagaimana riasan yang mereka inginkan. Agar meminimalisasi hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Nama Icha tidak hanya populer di Kalimantan saja. Dia beberapa kali menerima klien luar kota, seperti Makassar, Malang, Jakarta hingga Palembang. Dalam satu hari dia menerima klien dua hingga tiga orang dan setiap klien memiliki tarif berbeda-beda, tergantung tingkat kerumitan dan kebutuhan. Namun, harga berkisar mulai Rp 500 ribu untuk riasan paling sederhana hingga belasan juta untuk harga paket rias beserta gaun pengantin. Icha membeberkan, ada calon pengantin sudah menyewa jasanya untuk Februari 2020.

“Itulah keajaiban dari rasa syukur, meski banyak pendatang baru. Alhamdulillah, aku tetap eksis dari 2008 hingga sekarang. Bahkan banyak klien yang peluk aku dan bilang, kalau di make up-in sama aku adalah salah satu impiannya mereka. Dari itu aku suka terharu karena merasa diapsesiasi banget,” ungkapnya.

Padatnya kegiatan, dia mengaku tidak pernah merasa lelah atau jenuh selama sebelas tahun menekuni profesi MUA. Perempuan yang pernah bekerja di salon hampir satu tahun itu menuturkan, kalau sering lupa waktu ketika menjalani pekerjaannya. Hingga 2017 menjadi tahun yang mengubah drastis kebiasaan lupa waktunya itu.

“Pekerjaan menuntut aku untuk selalu berdiri selama make up. Waktu itu aku hamil, belum tujuh bulan, tapi air ketuban sudah pecah. Pas ke rumah sakit, dokter bilang aku keguguran,” ungkapnya dengan raut sedih.

Merasa bersalah atas kelalaiannya menjaga calon buah hati. Dia mengambil pelajaran, dari kejadian pahit tersebut Icha mengurangi intensitas make up-nya dan selalu meluangkan waktu untuk beristirahat. (*/nul*/rdm2)

Editor: octa-Octa

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X