Simulasi Dianggap Perlu

- Kamis, 31 Januari 2019 | 08:19 WIB

BALIKPAPAN – Jika memang dianggap sebagai solusi Balikpapan bebas pemadaman bergilir akibat persoalan beban puncak, rencana proyek pembangunan Gardu Induk (GI) 150 kV dan SUTT 150 kV GI New Balikpapan – Inchomer 2 phi harus direalisasikan. Namun perlu ada upaya pendekatan ke warga yang menolak. “Jika sosialisasi sudah dilakukan, tambah dengan simulasi,” ujar pengamat kelistrikan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Purwadi, Rabu (30/1).

Simulasi sebagai langkah PLN untuk menyingkirkan kekhawatiran warga yang menolak. Hal ini wajar. Karena mereka yang kritis tak akan begitu saja percaya dengan sosialisasi yang dilakukan. Sehingga perlu dibuat wadah dengan melibatkan warga. Di mana PLN menunjukkan bukti nyata jika apa yang sedang dan akan dibangun aman dalam kondisi tertentu. Yang sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. “Seperti apa bentuknya (simulasi), PLN tentu yang lebih paham,” ucap Purwadi.

Dengan simulasi pula, warga lebih paham dan memiliki reaksi berbeda. Menyiapkan diri untuk sesuatu yang meresahkan. Meski pada akhirnya perasaan dan ketakutan tinggal di bawah areal SUTT masih ada, namun tak sampai menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Yang bisa mengganggu psikologis warga. “PLN sebagai BUMN tentu memiliki peran untuk memberikan rasa aman terhadap apa yang sedang mereka kerjakan,” sebutnya.

Purwadi paham. Ada stigma yang masih terbentuk pada masyarakat yang mendengar hal yang secara umum dianggap berbahaya. Seperti dirinya yang menggeluti energi nuklir menyadari masyarakat Indonesia masih ada yang tak setuju ada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena nuklir masih diidentikkan dengan senjata. “Begitu pula radiasi yang ditimbulkan oleh jaringan SUTT tadi. Banyak yang belum paham mengenai radiasi itu seperti apa. Tahunya radiasi berbahaya,” ujarnya.

PLN juga harus bisa meyakinkan. Setelah jaringan tower SUTT 150 kV difungsikan, harus diawasi secara menyeluruh. Tak hanya yang menyangkut aset, namun warga yang berada di permukiman yang dilintasi kabel atau di dekatnya ada tower. “Sekali lagi bisa memberikan rasa aman di tengah kondisi yang penuh kekhawatiran,” lanjutnya.

Untuk diketahui, kondisi kelistrikan Kaltim saat ini sudah terinterkoneksi antara Sistem Mahakam dan Barito. Namun ada kendala pasokan listrik dari PLTU Kariangau untuk menyaluri daya pada pusat beban. Yang saat ini hanya tersalurkan melalui GI Karang Joang, GI Manggar Sari, dan GI Industri di Gunung Malang yang masing-masing dihubungkan dengan SUTT 150 kV.

Sedangkan pusat beban di Balikpapan Selatan hanya disaluri melalui pembagian dari GI eksisting. Di mana mengakibatkan tidak dapat di-cover keseluruhan pusat beban di daerah tersebut. Sehingga sering terjadi pemadaman lokal.

Beruntungnya dengan dibangunnya GI New Balikpapan merupakan solusi di mana deposit listrik bisa di-supply pada pusat beban daerah tersebut sehingga kemungkinan gangguan pemadaman dapat dikatakan tidak akan muncul kembali. Dengan dibangunnya GI New Balikpapan dengan penyambungan SUTT 150 kV itu berfungsi sebagai manuver beban di daerah pusat beban Balikpapan, keandalan jaringan lebih optimal.

Lalu kontinuitas penyaluran tenaga listrik lebih maksimal di mana tenaga listrik dari PLTU Kariangau dan sistem interkoneksi. Yang dapat didistribusikan dari gardu induk langsung kepada konsumen setempat. Situasi di Balikpapan bila dengan tidak adanya GI New Balikpapan dengan sambungan SUTT 150 kV-nya, tentu akan memberatkan sistem kelistrikan di perkotaan dan di pusat beban itu tersendiri.

Karena pusat beban yang masih harus terbagi-bagi akibat besarnya keperluan akan ketenagalistrikan. Mengakibatkan harus terjadinya pemadaman bergilir untuk tiap daerah, terutama daerah pusat beban tinggi seperti di kawasan Balikpapan Regency dan daerah kelistrikan di Balikpapan Selatan. Kemudian pendaftaran pasang sambungan listrik baru, baik untuk rumah dan perkembangan industri menjadi sulit karena beban listrik yang tidak dapat diatasi atau di-cover.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kepala Dinas ESDM Wahyu Widhi Heranata melalui Kepala Bidang Ketenagalistrikan Vinsentius Y Tarukan menyebut, gangguan itu terjadi karena fasilitasnya masih menggunakan sistem radial.

Yang bila ada gangguan di salah satu gardu atau jaringan, maka dampak pemadaman listriknya bisa ke jaringan lain. Karena sifatnya satu jalur lurus. “Sistemnya mudah, namun keandalannya rendah,” sebutnya.

Adanya GI 150 kV dan SUTT 150 kV GI New Balikpapan – Inchomer 2 phi, maka sistem radial akan diubah menjadi sistemnya menjadi loop. Pada Sistem jaringan ini gardu-gardu atau penyulang dihubungkan berderet sehingga membentuk lingkaran (loop).

Dengan pusat penyulang yang berbeda untuk mempermudah manuver beban. Keuntungan sistem ini jika salah satu salurannya terputus di suatu tempat yang disebabkan gangguan, suplai energinya masih dapat berjalan. “Areal pemadaman menjadi berkurang. Dan waktu pemadaman juga lebih singkat,” jelasnya.

Adapun, dosen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unmul Dina Lusiana Setyowati juga memberikan penjelasan. Dia menyebut dalam hasil riset yang dilakukan sejumlah ahli di Indonesia maupun internasional, radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tegangan melebihi 275 kV bervariasi. “Hasil penelitian untuk SUTET berdampak pada kesehatan manusia sendiri belum konsisten,” ujar Dina.

Halaman:

Editor: wahyu-Wahyu KP

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X