Al-Hakeem

- Selasa, 29 Januari 2019 | 08:33 WIB

OLEH: DAHLAN ISKAN

NANTI malam bakal ramai. Pukul 21.00 WIB. Saya ingin nonton. Bola bernuansa politik. Politik dibungkus sepak bola. Tim nasional Qatar melawan Uni Emirat Arab. Di semifinal Piala Asia 2019.

Saya menonton sejak babak 16 besar. Ingin lihat kemajuan tim Lebanon, Iran, Irak, Tiongkok, dan Qatar. Saya tidak ingin melihat Arab Saudi, Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Australia. Di babak penyisihan grup. Mereka pasti baik. Langganan juara.

Negeri kriket India ternyata bikin kejutan kecil. Mengalahkan Thailand 4-0. Filipina bikin kejutan ringan. Hanya kalah 0-1 dari Tiongkok. Tiongkok memang mengecewakan. Negara berpenduduk 1,3 miliar itu kesulitan cari 11 orang.

Tapi yang paling saya tunggu sebenarnya ini: bertemunya Timnas Qatar dengan Arab Saudi. Di semifinal. Di saat Saudi lagi “menjitak” Qatar. Secara politik dan ekonomi. Tengah malam pun akan saya tonton. Kecele.

Arab Saudi sudah kalah duluan. Saat menghadapi Qatar di babak awal. Saat belum panas. Padahal Qatar sudah menang saat menghadapi Irak dan --hebatnya-- Korea Selatan. Saya menonton pertandingan-pertandingan itu dengan doa. Semoga Qatar menang.

Semoga Arab Saudi menang. Sampai keduanya bertemu di babak 8 besar. Penonton pun kecewa. Setidaknya saya. Arab Saudi gagal masuk delapan besar. Hanya Qatar yang terus melaju. Sampai ke semifinal. Nanti malam.

Tapi, saya akan tetap menonton. Toh lawannya juga negara yang ikut bertentangan dengan Qatar. Secara politik dan ekonomi: Uni Emirat Arab (UEA). Saya sudah membayangkan. Stadion Utama Abu Dhabi akan penuh sesak. Mendukung UEA. Bukan saja UAE sebagai tuan rumah. Tapi juga pasti ingin menang. Bukan saja ingin jadi juara. Tapi juga jangan sampai Qatar yang moncer.

Tim Qatar pasti tidak akan didukung suporter. Warga Qatar dilarang masuk UAE. Sejak dua tahun lalu. Bahkan pengurus inti AFC (Persatuan Sepak Bola Asia) yang asal Qatar tidak boleh masuk UAE. Padahal ada rapat AFC sebelum kejuaraan Asia itu. Coba tidak ada larangan itu. Qatar akan kosong nanti malam. Semua penduduknya ke Abu Dhabi. Yang jaraknya hanya selemparan batu. Kalau yang melempar burung bulbul.

Saya kasihan pada Qatar. Semata-mata karena itu saja. Tapi saya berdoa semoga urusan politik itu cepat selesai. Kan Qatar akan jadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Siapa tahu UAE bisa lolos ke babak final Piala Dunia. Dan juga Arab Saudi.

Sepak bola Asia memang penuh urusan politik. Tiba-tiba muncul kasus Al Hakeem Al Araibi. Pemain Timnas Bahrain. Yang ditahan di Bandara Bangkok pada 27 November 2018. Atas permintaan Pemerintah Bahrain.

Saat penangkapan itu terjadi saya langsung curiga. Pasti ini urusan politik. Yang terkait aliran Syiah. Tapi saya tidak segera dapat detail yang sebenarnya. Ternyata benar. Urusan Syiah. Bermula dari Arab Springs tahun 2011. Saat gelombang demokratisasi melanda dunia Arab. Di Bahrain pun gerakan pro-demokrasi muncul. Demo di mana-mana. Sistem kerajaan terancam.

Salah satu tokoh gerakan itu kakak Al-Hakeem. Sang kakak ditangkap. Diadili. Dihukum 10 tahun. Kesalahannya bukan politik: melakukan corat-coret di tembok kantor polisi. Al-Hakeem membela kakaknya. Ikut ditangkap. Katanya, disiksa selama tiga bulan. Diancam sampai cacat. Agar tidak bisa lagi bermain bola. Lalu dilepas.

Saat itu, Al Hakeem menjadi pemain tim nasional. Sebagai back. Juga pemain inti klub As-Shahab. Saat bermain di Qatar, Al-Hakeem mendengar: kakaknya dijatuhi hukuman 10 tahun. Ia pun lari. Sembunyi-sembunyi. Melarikan diri entah ke mana. Mungkin punya teman di Qatar. Yang membantu menyembunyikannya.

Tahu-tahu Al-Hakeem ada di Australia. Mencari suaka politik di sana. Akhirnya bocor: ternyata Al-Hakeem sembunyi dulu di Iran. Mungkin ada temannya di Qatar yang punya jalur ke Iran. Cukup hanya menyeberang Selat Hormuz.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X