TANJUNG REDEB- Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik sepanjang liburan Natal Tahun Baru 2018 ke pulau Maratua dan Derawan mengalami penurunan.
"Pengunjung yang datang akhir tahun 2018 ke Maratua dan Derawan sekitar 4000 orang. Itu karena ada faktor isu tsunami ikut pengaruhi wisatawan membatalkan kunjungan. Jika tidak ada isu, mungkin jumlahnya lebih," kata Sanusi, pengelola Home Stay Derawan Indah, Kamis (24/1/2019).
Menurut Sanusi, bencana tsunami yang terjadi di Banten-Lampung sangat berpengaruh wisatawan yang akhirnya membatalkan kunjungannya ke Maratua dan Derawan.
"Tahun 2018, masih tinggi jumlah kunjungan wisatawan yang datang. Dan, tahun 2019, masih akan tambah tinggi lagi kunjungan ke Derawan," kata Sanusi.
Perkembangan resort dan cottage juga semakin terus bertambah di Maratua. Ini didorong banyaknya Warga Negara Asing (WNA) ikut terjun bisnis wisata.
"Pulau Maratua akan dijadikan Bali kedua di Indonesia. Makanya, banyak orang asing Malaysia, India, Jerman dan Perancis dirikan resort di Maratua," jelas Sanusi.
Meski begitu, masalah belum tuntas ditangani industri wisata di Derawan adalah belum adanya fasilitas pengelolaan sampah. Dan, kurangnya kesadaran wisatawan yang buang sampah sembarangan di laut dan saat berada di pulau.
"Kami masih membuang sampah akhir harus ke Tanjung Batu. Yang ditempuh 1 jam naik kapal speed boat dari Derawan. Dari pemerintah sendiri memang sudah tangani persoalan sampah ini tapi belum maksimal," ujar Sanusi. (mym)