CUACA ekstrem yang melanda Sulsel, paling parah berdampak di Makassar, Gowa, Jeneponto, dan Maros. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar melansir data, cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga Kamis nanti.
Dari hasil pencatat curah hujan, menunjukkan intensitas hujan lebat. Hal ini bisa terlihat dari curah yang terjadi di beberapa daerah. Di Panaikang (122) milimeter, Maros (133 milimeter), Jalan Sultan Hasanuddin (197) milimeter, Gowa 101 milimeter, dan Paotere 84 milimeter. Sedangkan kecepatan angin tertinggi tercatat di Paotere 32 knot atau 64 kilometer per jam.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG wilayah IV Makassar Siswanto menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi di Sulsel ini tidak ada hubungannya dengan supermoon. Melainkan karena memasuki puncak musim hujan. Selain itu adanya pergerakan udara tekanan rendah di sekitar Laut Flores dan daerah konvergensi di wilayah Selat Makassar juga sebagai penyebab lainnya. Suhu permukaan laut yang hangat di perairan Sulsel dan kelembaban udara yang juga sangat tinggi menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan (cb) sangat signifikan di wilayah Sulsel khususnya pesisir Barat.
"Untuk besok (hari ini, red) hujan deras akan kembali terjadi pada dini hari hingga pagi. Sedangkan untuk pagi hingga siang akan melemah dan kembali menguat pada malam hari," kata Siswanto, Selasa, 22 Januari.
ANGIN 64 Km
Angin kencang yang terjadi disebabkan karena adanya pertemuan dua massa angin dari barat dan barat laut Pulau Sulawesi. Kedua pergerakan angin tersebut mengarah ke tenggara (Australia) dan bertemu di Sulsel bagian barat.
Angin dengan kecepatan 64 kilometer per jam tersebut sangat berbahaya untuk pelayaran, baik itu kapal besar maupun kapal kecil. Bahkan untuk kapal sebesar fery juga sangat berbahaya. Apa lagi jika ditambah dengan hujan deras yang hampir terjadi setiap saat di laut, utamanya Selat Makassar.
"Dalam perjalanan angin tersebut juga ikut membawa sejumlah massa uap air sehingga membentuk awan yang semakin lama semakin membesar dan menghasilkan hujan," ujarnya.
Siswanto juga menambahkan dengan kondisi cuaca ekstrem seperti ini masyarakat diimbau mewaspadai bencana hidrometeorologi yang potensial terjadi dalam beberapa hari ke depan. Banjir, longsor, dan angin kencang.
GELOMBANG 6 METER
Gelombang tinggi juga patut diwaspadai di perairan sekitar Sulsel. Untuk Teluk Bone bagian Utara tinggi gelombang mencapai 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Teluk Bone bagian Utara ketinggian gelombang berkisar antara 2,5 meter hingga 4 meter. Sedangkan untuk Selat Makassar bagian selatan, Perairan Barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, Perairan Kepulauan Selayar, dan Laut Flores ketinggian ombak mencapai 4-6 meter.
Kemarin, intensitas hujan mencapai 122 mm, yang memang masuk kategori curah hujan tinggi. Normalnya hanya 50 mm atau lebih kecil. Namun yang terjadi kemarin sudah lebih dua kali lipat dari hujan dalam kondisi normal.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman juga langsung bertemu dengan BBWSPJ kemarin. Pihaknya siap menurunkan ekskavator untuk pengerukan waduk atau sungai di wilayah tersebut.
Selain bertemu kepala balai, dia juga ikut meninjau jembatan kembar yang dikabarkan konstruksinya mulai bermasalah. Sementara Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah saat ini tengah kunjungan kerja di Tana Toraja dan Palopo. (edo-ful-ans-gun-mam-sua/rif-zuk)