Karena Curah Hujan Tinggi, Pertama Kali di Bendungan Bilibili

- Rabu, 23 Januari 2019 | 11:39 WIB

MAKASSAR -Sirine berbunyi. Warga panik. Bilibili dalam status waspada. Inilah kali pertama Bendungan Bilibili yang dibangun pada 1991 itu, membuat panik secara masif. Warga bantaran Sungai Jeneberang berlarian.

Sesaat setelah alarm berbunyi nyaring, lima pintu pembuangan bendungan dibuka. Air bergolak. Melabrak semua yang ada di bawahnya. Termasuk jembatan penghubung Bontomarannu-Manuju, terputus.

Dampak domino pembukaan semua pintu pembuangan itu, benar-benar terasa. Banjir melanda pemukiman di sepanjang pesisir Sungai Jeneberang. Jembatan Kembar Sungguminasa pun sempat ditutup karena bergemuruh akibat hantaman arus deras limpahan Bilibili. Pembukaan pintu pembuangan dilakukan sejak pukul 07.00 Wita. Peningkatan elevasi muka air waduk sudah mencapai titik rawan: 101.64. Ketinggiannya sudah lebih dari 1 meter di atas mercu bendungan.

Kondisi itu membahayakan. Normalnya, hanya 99.50 saja. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) tak ada pilihan. Mereka pun sempat beberapa kali memberi peringatan. Sirine.

Konsekuensinya jika pintu air dibuka, warga yang berada di sekitar area Sungai Jeneberang akan terdampak. “Jika pintu air tak dibuka, ancaman lebih besar akan datang. Bendungan jebol, sehingga menimbulkan dampak banjir skala besar," ungkap BBWSPJ, T Iskandar.

Faktor curah hujan yang tinggi membuat kondisi air di bendungan Bilibili meningkat. Mengancam konstruksi bendungan. Makanya saat kondisi ini terjadi, BBWSPJ langsung berkomunikasi dengan sejumlah kepala daerah yang diprediksi kena dampak luapan.                Termasuk memberi laporan ke gubernur dan wagub, serta sejumlah kepala daerah. Penetapan status waspada diambil atas pertimbangan kondisi bendungan. Bahkan hingga pukul 18.05 Wita, kenaikan elevasi muka air telah mencapai 101.87.

Meski begitu, hingga pukul 20.53 Wita, ada penurunan tingkat elevasi dengan angka 101.85. "Makanya kita turunkan status lagi dari waspada menjadi siaga. Sampai saat ini pintu air di wilayah hilir menuju Sungai Jeneberang masih kita buka," ungkapnya.

BBWSPJ belum bisa memprediksi kapan pintu air tersebut ditutup. Semua bergantung kondisi cuaca dan curah hujan, yang menjadi penyebab utama naiknya evelasi air bendungan. Memang, peristiwa ini baru terjadi selama beberapa tahun terakhir. Makanya masyarakat yang tinggal di sekitar sungai pun rata-rata baru merasakan banjir akibat luapan air.

"Laporan dari BMKG memang besar. Di atas 100 mm. Bahkan sempat sampai 300 mm," tambah Iskandar. 

Maksimal 103

Bendungan Bilibili pada dasarnya memiliki daya tampung 375 juta meter kubik dengan tingkat elevasi muka air 103. Dari daya tampung tersebut, yang efektif untuk kebutuhan irigasi hingga PDAM, 345 juta meter kubik.           Sisanya yakni 29 juta meter kubik untuk tampungan mati demi keperluan pemeliharaan bendungan. Ketika hampir mendekati tingkat elevasi maksimal, BBWSPJ sudah harus melakukan tindakan. Membuka pintu air jadi pilihan. Itu untuk menormalkan daya tampung bendungan.

Sebetulnya, pintu air dibuka sedikit demi sedikit saat tingkat elevasi bendungan sudah mencapai 99.42. Hanya saja, belum berefek, lantaran bukaan pintu yang masih kecil.  "Saat proses bukaan, kami umumkan ke masyarakat di wilayah hilir bendungan. Jangkauan pengumumannya hingga 4 kilometer dari pusat bendungan. Jadi bukan membunyikan sirine," urai Iskandar.

Prores itu dinilai sudah sesuai standar operasional. BBWSPJ baru membuka pintu secara menyeluruh saat tingkat elevasi mencapai angka 101.64 pada pukul 07.00 Wita pagi kemarin.  "Kita cegah tingkat elevasi mencapai 103, karena kondisi daya tampung bendungan. Ketika sudah mendekati, harus kita buka pintu air untuk kembali menormalkan daya tampung yang ada," tambahnya.

 

Dampak Besar

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X