NUNUKAN – Subsidi Ongkos Angkutan (SOA) penumpang rute Nunukan-Long Bawan, Krayan telah berjalan sejak 7 Desember lalu. Maskapai Avia Star tetap menjadi armada satu-satunya yang terbang melayani SOA penumpang ke Krayan.
Namun, jumlah penerbangan tidak seperti 2018 lalu di mana bisa melayani hingga lima kali dalam sepekan. Tahun ini, penerbangan hanya dilakukan tiga kali sepekan. Padahal, nilai kontrak tidak berbeda dengan tahun lalu sebesar Rp 6,8 miliar.
Kepala Bidang Sarana dan Prasaran Dishub Nunukan, Edi SH mengatakan, minimnya anggaran menjadi pemerintah kabupaten (pemkab) harus teriam kontrak SOA. Kendati begitu, tahun ini SOA dilakukan lebih awal dibandingkan tahun lalu.
“Ya, tahun ini kita mulai awal tahun, tepatnya di awal Januari lalu. Kalau tahun lalukan mulainya Mei, jadi penerbangan yang berkurang saya rasa tidak masalah,” ujar Edy.
Meski begitu, Dishub Nunukan segera melakukan pengusulan anggaran dari APBN, guna mendapatkan penerbangan yang ditarget bisa mencapai hingga enam kali penerbangan dalam sepekan. Sejauh ini, proposal pin sudah sampai dalam tahapan lelang. Tentunya ia berharap segera selesai.
Pihaknya juga berharap agar Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara segera mengalokasikan anggaran SOA untuk rute Nunukan - Binuang dan Nunukan - Long Layu. “Ya, kalau Pemprov Kaltara, kami berharapnya untuk melayani Nunukan - Long Layu dan Nunukan - Binuang, semoga segera ada kejelasannya,” tambah Edy.
Sementara itu, untuk harga tiket, pesawat Avia Star tetap memberi harga yang sama seperti tahun lalu, yakni capai harga Rp 400 ribu. Dengan viralnya harga tiket yang diketahui mengalami kenaikan yang signifikan tidak dapat mempengaruhi tiket tujuan Nunukan–Long Bawan tersebut.
“Tidak ada kenaikan. Kalau pengalaman itu, harga tiket naik lantaran harga BBM juga naik, sementara saat ini tidak ada lonjakan harga BBM, jadi aman-aman saja harga tiketnya,” beber Edy. (raw/kpg/kri/k18)