Pasokan Turun, Harga Sayuran Melejit

- Rabu, 16 Januari 2019 | 06:50 WIB

BALIKPAPAN - Ombak besar akibat cuaca buruk yang terjadi pada triwulan IV 2018 diyakini menjadi memicu harga sejumlah bahan makanan di pasaran. Pasalnya, kondisi tersebut mengganggu distribusi dan produksi tanaman dari daerah pemasok.

"Sayuran seperti wortel sekarang harganya Rp 40 ribu per kilogram dan barangnya sekarang susah. Pasokan menurun. Padahal harga biasanya hanya Rp 12 ribu per kilogram," ungkap Imam, salah satu  pedagang di Pasar Klandasan, Selasa (15/1).

Dia menjelaskan, sejak sepekan terakhir, kiriman pasokan dari luar daerah terbatas. Kondisi tersebut seperti sebuah menjadi tradisi tahunan setiap awal tahun. Di mana harga barang-barang yang didatangkan dari Pulau Jawa selalu naik. Biasanya karena cuaca hingga libur akhir tahun.

Imam menyebutkan, komoditas lain yang terkena dampak, yakni kol, bawang merah, tomat dan bawang prei. Masing-masing secara berurutan, sebut Anwar, dijual Rp 17 ribu per kg dari Rp 12 ribu per kg; Rp 36 ribu hingga Rp 38 ribu dari Rp 30 ribu per kg; Rp 20 ribu dari Rp 12 ribu per kg; dan Rp 40 ribu dari Rp 20 ribu.

Belakangan, sawi harganya juga ikut naik. Melesat ke level Rp 25 ribu dari awalnya Rp 20 ribu per kg. Senada dengannya, Irma, pedagang di kawasan Pasar Klandasan juga mencatatkan kenaikan harga sejumlah komoditas yang dijual. "Tiap awal tahun, barang dari Jawa sudah pasti naik. Seperti bawang prei, sekarang wortel," ucapnya.

Ia menyebutkan, pasokan memang terganggu atau lebih sedikit dari biasanya. Kejadian ini, biasanya terjadi hingga Februari mendatang. Kemungkinan memasuki April, Mei, dan Juni harga juga naik lagi karena momen Ramadan dan Idulfitri.

Terpisah, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Uniba Didik Hadiyatno mengatakan, fenomena ini pasti akan terjadi. Pasalnya, ketergantungan Balikpapan akan pasokan barang dari luar daerah cukup tinggi. Bahkan mencapai 80 persen, bahan pokok berasal dari daerah lain.

“Ketika daerah pemasok sedang dalam kondisi penurunan produksi, imbasnya barang sedikit, harga naik sudah jelas. Itu sudah hukum ekonomi. Di saat seperti ini apalagi cuaca buruk, selain pertanian tidak berproduksi dengan baik, distribusi juga terganggu,” terangnya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X