Mingalabar from Myanmar

- Minggu, 6 Januari 2019 | 08:52 WIB

Oleh: Firman Wahyudi

 

PERJALANAN dari Balikpapan ke Myanmar memakan waktu 5 jam 30 menit, termasuk transit di Singapura. Setibanya di ibu kota Myanmar, Yangon, langsung disambut kalungan bunga. Lalu makan malam sambil menyaksikan Karaweik Show, pertunjukan budaya setempat.

Hari berganti, keesokan melakukan perjalanan sekitar 4 jam dari Yangon, tiba di Kyaiktiyo Pagodaatau yang dikenal dengan sebutan Golden Rock. Untuk dapat sampai, kami naik cable car sambil menikmati pemandangan dari ketinggian. Objek wisata ini konon bertengger di atas sehelai rambut Buddha. Keunikannya, yakni keseimbangan melawan gravitasi.

Esoknya setelah sarapan terbang ke Heho dengan pesawat. Menempuh satu jam perjalanan. Mengunjungi Pyi Shan Monastery, merupakan biara untuk biksu dan bhikuni. Lalu menyusuri Danau Inle yang terkenal karena desain perahu yang khas.

Melewati Phaung Daw Oo Pagoda, melihat leher panjang di Nan Pan Village. Tradisi masyarakat setempat. Dianggap sebagai identitas pada zaman dahulu. Konon, perempuan berleher panjang lebih menarik di mata pria.

Setelah itu, menuju Bagan yang memakan waktu 9 jam. Kota kuno di Divisi Mandalay pada abad ke-9 sampai ke-13. Sebelumnya dijuluki Arimaddanapura atau Arimaddana. Subuh kami sudah bergegas. Menikmati indahnya matahari terbit dari balon udara.

Berkesempatan mengelilingi Old Bagan City dengan kereta kuda. Kemudian foto dengan latar Dhammayangyi Pagoda, Shwezigon Pagoda. Sorenya, melihat kehidupan masyarakat asli Burma di desa Min Nan Thu.

Melanjutkan perjalanan ke Mandalay. Kunjungan ke Mahamuni Pagoda, Golden Monastery. Tak lupa berbelanja suvenir khas di China Town. Kami berkesempatan mencicipi makan malam khas Myanmar, namanya Daung Lann Gyi. Rasanya unik. Cenderung asam dan asin.

Hari ketujuh alias terakhir, kunjungan ke Mingun untuk melihat Myatheindan Pagoda atau White Pagoda. Indah sekali. Perjalanan di Myanmar memberi kesan beda apalagi budayanya. Apalagi negara tersebut juga dikenal sebagai negara Tanah Emas.

Walau melelahkan, namun semua terbayar dengan pemandangan alam dan kultur budaya. Bagi pencinta sejarah dan alam, negara ini sangat direkomendasikan! (*/rdm2/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X