BALIKPAPAN - Terobosan besar diusung Perusahaan Daerah (Perusda) Balikpapan bekerja sama dengan PT Pelindo IV. Keduanya sepakat untuk membangun depo kontainer sebagai pelengkap terminal peti kemas (TPK) di areal Kawasan Industri Kariangau (KIK). Bahkan, peletakan batu pertama (groundbreaking) ditarget bisa dilakukan bulan depan dalam rangkaian peringatan HUT ke-121 Balikpapan.
Diketahui, rencana kerja sama keduanya bukan hal yang baru. Setahun lalu, sehari sebelum peringatan HUT kota, telah dilakukan kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU). Setelah setahun nyaris tak ada kabar soal kelanjutan rencana kerja sama tersebut, baru Jumat (26/1) tahun ini, dilakukan MoU kedua.
Dalam MoU tersebut, disepakati kedua pihak baik Perusda dan Pelindo akan melakukan studi kelayakan masing-masing. Kesepakatan ditandatangani Dirut Perusda Balikpapan Poerba Widjaja, GM Pelindo IV Baharuddin. Turut disaksikan Wali Kota Rizal Effendi, Asisten II Sekkot Balikpapan Sri Soetantinah, Bappeda-Litbang serta jajaran Perusda Balikpapan.
Poerba mengatakan, kerja sama ini bentuk join antara perusda dan Pelindo. Sehingga, dipastikan tidak menggunakan dana APBD kota. “Ini masih dikaji. Berapa luas areal yang dikerjakan, objeknya apa saja di sana. Ada washing (pencucian), dan ada pergudangan. Itu akan disinkronkan dan nantinya akan berpengaruh pada nilai investasi,” jelasnya.
Menurutnya, juga sudah ada sharing data antara Perusda Balikpapan dan Pelindo. Dia memastikan dari segi bisnis, pasti layak. Hanya saja harus diperhitungkan luasan areal yang bakal digarap menyesuaikan kebutuhan dan kondisi pasar.
Pemkot Balikpapan sendiri punya lahan sekitar 142 hektare di areal KIK. Namun, untuk tahap awal hanya 4-6 hektare yang kemungkinan bakal dimanfaatkan untuk pembangunan depo ini. Diperkirakan cukup untuk kapasitas 4.000 TEU (twenty-foot equivalent unit). “Itu tidak semua jadi kawasan peti kemas. 40 persen jadi kawasan terbuka hijau,” imbuhnya.
Studi kelayakan diperkirakan rampung dalam dua atau tiga pekan ke depan. Dia memastikan Perusda tak akan terkendala persoalan dana, asalkan berdasarkan studi kelayakan bisnis ini memang layak. “Kalau enggak layak enggak berani maju. Bisa jadi sekitar Rp 500 miliar (biaya pembangunan),” tambahnya.
Sementara itu, GM Pelindo IV Baharuddin optimistis groundbreaking bakal dilaksanakan sesuai target, 14-15 Februari nanti. Bahkan sudah dilakukan peninjauan lapangan oleh Pelindo pusat. Termasuk melihat infrastruktur penunjang apa saja yang dibutuhkan. Seperti crane dan data-data elektronik.
Dia sepakat perlu pengembangan di KKT. Melihat pada tren pertumbuhan peti kemas di lokasi bongkar-muat tersebut. “Kalau tidak nanti akan over. Di KKT aktivitas bongkar-muat peti kemas kan punya batas waktu tidak melebihi tiga hari. Kita tak mau nanti stagnan kalau menumpuk terus,” jelasnya.
Sementara Wali Kota Rizal Effendi menilai pembangunan depo sangat memungkinkan guna menunjang kegiatan penyimpanan kontainer di KIK. Pemkot dalam kerja sama ini menyiapkan lahan, sementara pembangunan fisiknya dilakukan Pelindo.
“Kita akan bangun secepatnya karena kebutuhan mendesak. Perkiraan kalau bisa ya satu tahun selesai,” ujarnya usai MoU. (rsh2/k15)