SAMARINDA- Kiprah masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) dikancah nasional dari tahun ke tahun terus bertambah. Mulai berkiprah di politik hingga di organisasi nasional yang bersifat profit maupun non profit. Salah satunya adalah DR Rahmawati Thaha yang akfit dikepengurusan Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Kessos Republik Indonesia.
Menurutnya, Forum CSR Kessos tersebut merupakan wadah yang dibentuk dalam rangka meningkatkan kepedulian, dan tanggungjawab dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga, berkelanjutan. Mengingat bangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada persoalan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi dan kesenjangan strata ekonomi yang masih sangat lebar.
Keberadaan Forum CSR Kessos RI di Kaltim, menurutnya, dapat menjembatani antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), maupun swasta untuk terus ikut dalam melaksanakan pembangunan daerah. Baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan ekonomi manusianya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Selama ini data dan informasi yang dipakai untuk menyalurkan program CSR tidak valid, sehingga target dan sasaran CSR belum fokus dan terukur. Belum lagi minimnya kesadaran perusahaan untuk menyalurkan CSR secara teratur dan merata,” terangnya anggota bidang bidang organisasi dan kelembagaan Forum CSR Kessos RI tersebut.
Dia menambahkan, jika pemerintah saat ini terus berupaya untuk mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial melalui berbagai program pro-rakyat. Baik berupa pendidikan dan kesehatan gratis, pembukaan kesempatan kerja baru, maupun kemudahan perijinan usaha, redistribusi asset dan pendapatan. Namun disadari, pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan semua persoalan sendiri, sehingga diperlukan dukungan semua komponen bangsa.
“Kalangan penggiat filantropi dan dunia usaha melalui program CSR-nya sebenarnya telah melakukan banyak hal bagi upaya peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Mereka masuk pada berbagai isu permasalahan social dan lingkungan, baik berupa program pengembangan komunitas, peningkatan usaha ekonomimikro, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan lingkungan, pendidikan, bantuan bagi kalangan difabel, masyarakat terpencil, korban bencana alam,” tambahnya.
Dia berharap, tidak hanya BUMN dan BUMD yang ada di Kaltim yang mempedulikan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi perusahaan swasta diharapkan juga memiliki komitmen yang sama akan hal tersebut. Jika ingin megentasan kemiskinan di Kaltim. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Akan tetapi semua berpadu ikut memperhatikan masyarakat yang kurang mampu melalui dana CSR disetiap perusahaan yang meang harus disiapkan oleh perusahaan sebagai tanggung jawab sosial.
“Kita harus memegang teguh selogan power of giving ( tangan diatas) sehingga kita memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi. Maka generasi muda di Kaltim bisa memiliki daya saing yang positif dan ketahanan nasional akan terwujud. Pasalnya kalau pemuda selalu berkarya maka permasalahan sosial (narkoba, perkelahian, asusila, dll) pasti tidak akan terjadi, karena waktu kita akan habis untuk selalu berbuat baik dan berkarya,” pungkas putri tokoh Kaltim Thaha Bakrie tersebut. (az)