PROKAL.CO,
SAMARINDA- Penyanderaan tujuh warga Samarinda di perairan Filipina membuat pihak keluarga panik. Salah satunya keluarga dari kapten kapal TB Charles, Ferry Arifin (26). Dia bersama enam ABK lainnya hingga kini masih tidak diketahui.
Abdul Muis, ayah Ferry merasa tidak pernah menyangka bila anak keduanya tersebut disandera militan Abu Sayyaf. Menurutnya, Ferry adalah anak yang baik, penurut, serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dia juga sering dianggap sebagai panutan oleh adik tingkatnya pada masa kuliah.
Ferry merupakan alumnus dari Akademi Kemaritiman Samarinda angkatan 2008, Kemudian melanjutkan di Pendidikan Ilmu pelayaran (PIP) Semarang pada 2013. Selama setahun melakukan ujian serta praktik lapangan, akhirnya lulus pada 2014 silam.
Setelah itu, langsung mendapat panggilan dari PT Rusianto Bersaudara. Tidak lama berkarier, Ferry diangkat menjadi kapten TB Charles. Selama 2 tahun, Ferry sudah enam kali berlayar ke Filipina.
Soekarno, paman Ferry menyebut, Ferry termasuk orang yang ceria, tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. SD, SMP hingga SMA, dia tuntaskan di kampung kelahirannya, di Kabupaten Mahulu. Sebelumnya, Ferry berniat ingin memasuki akademi militer, namun karena tempat tinggal yang jauh membuatnya terlambat melakukan pendaftaran. Padahal dia sudah menyiapkan mental dan fisik.
Abdul Muis menyerahkan semua proses pengamanan kepada pemerintah termasuk PT Rusianto Bersaudara. “Pihak perusahaan siap melakukan apa saja, termasuk dari segi materi,” katanya saat ditemui di kediaman Soekarno di Samarinda.