SALAH satu atraksi utama Champions Festival, tentu saja, trofi Liga Champions. Sesuai tradisi, sebelum diserahkan kepada sang juara Sabtu malam (Minggu dini hari Wita, Red), Si Kuping Besar, demikian trofi itu dijuluki, dipamerkan ke publik selama dua hari. Boleh difoto, boleh selfie, boleh foto bareng trofi, tapi, ’’Just don’t touch it,’’ kata penjaga berewok berwajah sangar yang ternyata sangat ramah.
Kedatangan trofi ke Champions Festival menandai dibukanya Champions Festival di Milan kemarin. Sejak pukul 10.00 waktu setempat, kelompok paduan suara sudah berseru-seru melantunkan anthem Liga Champions. Di layar sebelah kanan panggung, tampak si trofi sedang diarak dari Castello Sforzesco, di ujung Walk of Champions atau Walk of Champions, diiringi oleh sepasukan Garda Nasional dan Carabineri, polisi militer.
Anthem berhenti, digantikan musik berirama heroik yang dimainkan pasukan pengiring tersebut. Langsung saja ribuan orang yang sejak pukul 09.00 sudah memadati Piazza del Duomo menyerbu mereka. Berebut mengabadikan saat-saat bersejarah itu. Saling senggol, saling sikut, dan saling memaki dengan polizia.
Tak lama kemudian, trofi diletakkan di stage mungil berbentuk bola. Pengunjung langsung menyemut antre untuk foto bareng. Sesi foto baru dibuka pada pukul 11.00 tepat. Tapi, setengah jam sebelumnya antrean sudah begitu panjang. Mereka sabar menunggu sesi dimulai.
Di antara mereka, ada Jacob, yang mengantre sambil membawa poster besar. Karena sesi foto belum juga dimulai, sesama pengantre yang penasaran meminta pria asal Haifa, Israel, itu membuka poster yang dibawanya. Ketika dibuka, isinya adalah foto perempuan jelita. Lho, bukan lambang klub atau foto pemain kesayangan?
’’Aku datang untuk nonton game, tapi aku di sini untuk menyatakan cinta kepada istriku! Dia berulang tahun tepat saat final nanti,’’ katanya disambut aplaus pengunjung lain. Tak heran ketika giliran dia berfoto bareng trofi tiba, pengantre lain kembali bertepuk tangan. ’’Wohooo, I love you Monica,’’ dia berseru sembari membentangkan poster kebanggaannya.
Para pengantre tidak sepenuhnya calon penonton final. Tak sedikit di antaranya adalah traveler reguler yang memang setiap hari memenuhi Duomo. Kemeriahan Champions Festival menarik perhatian mereka. Misalnya Carlos, pria asal Rio de Janeiro, Brasil.
Ketika ditanya menjagokan Real Madrid atau Atletico Madrid? Dia menggeleng. ’’Aku bahkan tidak akan ada di sini Sabtu nanti. Aku ke Monaco. Nonton grand prix Formula 1,’’ jelasnya. ’’Hanya saja kan tidak setiap saat kita bisa ketemu trofi Liga Champions. Jadi apa salahnya ikut menikmati,’’ lanjut fans pilot Ferrari Sebastian Vettel itu. (*/jpnn/bby/k8)